Entertainment / Gosip
Jum'at, 29 Agustus 2025 | 14:14 WIB
Joko Anwar ikut geram karena tv nasional jarang dan sangat minim menampilkan tayangan demonstrasi di Gedung DPR RI. [Instagram]

Selain itu, KPID meminta media untuk tidak menayangkan siaran yang provokatif dan mengemas liputan dengan nuansa sejuk dan damai.

Surat itu dianggap sebagai langkah preventif untuk menjaga ketertiban, keamanan, dan situasi kondusif di masyarakat.

Namun, isi imbauan tersebut justru membuat warganet semakin geram karena dinilai membatasi kebebasan pers dan mengabaikan hak publik untuk tahu.

"LAWAN!!! BUBARKAN KPI!!!" tulis Joko Anwar lantang menanggapi surat KPID yang beredar luas di dunia maya.

Dia menilai lembaga penyiaran telah menjadi alat kekuasaan karena menutup akses informasi penting bagi rakyat.

Dalam unggahan lain, Joko Anwar kembali menegaskan bahwa publik harus tetap bersuara lantang menghadapi situasi ini.

"Marah artinya bukan ikut-ikutan, tapi masih punya nurani, tidak seperti mereka," ucap Joko.

Dia menyindir keras elite politik yang dianggap hanya peduli mengumpulkan harta tanpa peduli penderitaan rakyat.

"Rakyat cuma jadi objek dan objekan, diperas dan ditertawakan, ditindas dan dilindas," tulisnya penuh emosi.

Baca Juga: Imbau Rakyat Tenang dan Percaya Pemerintah, Prabowo: Waspada Ada Kelompok Ingin Huru-hara

Ungkapan ini merujuk pada insiden tewasnya driver ojol Affan Kurniawan setelah dilindas mobil rantis brimob.

Menurut Joko, sikap diam masyarakat hanya akan membuat situasi semakin buruk dan memberi ruang lebih besar bagi penguasa untuk menindas.

"Mereka nggak mau lihat rakyat menderita, nggak mau dengar rakyat teriak kelaparan, mereka cuma mikir gimana bisa nimbun harta," imbuhnya.

Joko Anwar menutup cuitannya dengan ajakan agar masyarakat jangan tinggal diam dalam menghadapi situasi ini.

"Hidup cuma sekali, lawan! Suarakan. Yang penting nggak diam," tuturnya.

Kontributor : Chusnul Chotimah

Load More