- Sidang kasus pemerasan dengan terdakwa Nikita Mirzani hadirkan seorang ahli bahasa
- Ahli bahasa sebut Reza Gladys tak merasa tertekan saat berbincang dengan asisten Nikita Mirzani
- Ahlii tersebut simpulkan Nikita Mirzani tak melakukan pemerasan
Suara.com - Perseteruan antara Nikita Mirzani dengan dokter kecantikan Reza Gladys memasuki babak baru di pengadilan.
Artis kontroversial itu mencoba mematahkan tudingan pemerasan dan pengancaman dengan menghadirkan seorang saksi ahli bahasa.
Tidak tanggung-tanggung, pihak Nikita Mirzani menghadirkan Frans Asisi, seorang ahli linguistik yang pernah menjadi saksi ahli dalam kasus besar seperti yang menjerat Ferdy Sambo hingga Gayus Tambunan.
Kehadiran Frans di persidangan bertujuan untuk membedah makna percakapan antara pihak Reza Gladys, yang diwakili oleh Ismail Marzuki atau Mail, selaku asisten Nikita, sebelum terjadi kesepakatan transaksi Rp4 miliar sebagai kompensasi menghapus ulasan negatif ke produk Glafidsya.
Frans Asisi di hadapan majelis hakim menganalisis frasa 'Gimana baiknya', yang berulang kali diucapkan oleh pihak Reza Gladys dalam percakapan dengan Mail.
Menurutnya, ungkapan tersebut bukanlah bentuk tekanan, melainkan sebuah permintaan tolong yang tulus.
"Gimana baiknya itu berarti mau meminta tolong. Tidak menyuruh, tapi mau meminta tolong," ujar Frans di sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 25 September 2025..
Lebih lanjut, Frans menjelaskan bahwa kalimat tersebut justru mengindikasikan adanya kebuntuan dan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
"Ungkapan baiknya gimana itu sebuah permintaan tolong. Ada semacam kebuntuan atau sesuatu yang tidak bisa diatasi. Dia lalu meminta tolong ke orang lain dan menyerahkan sepenuhnya, bagaimana jalan keluar yang dia hadapi. Dia meminta solusi karena tidak mampu," jelasnya.
Baca Juga: Nikita Mirzani Tuding BPOM Tak Netral Gara-Gara Tolak Jadi Saksi Ahli di Sidangnnya
Frans Asisi dengan tegas menolak anggapan bahwa permintaan berulang dari pihak Reza Gladys dapat diartikan sebagai dampak atas tindakan penekanan kubu Nikita Mirzani.
"Tidak ada makna penekanan. Inti kalimat itu untuk meminta tolong. Selain dia meminta tolong soal produk bermasalah ini, dia juga meminta tolong agar masalahnya tidak semakin besar," tambahnya.
Frans Asisi mengarahkan analisisnya pada konteks bisnis, yang menurutnya sangat kental dalam percakapan tersebut, di mana terjadi proses tawar-menawar yang lumrah.
"Saya lebih memaknai sebagai negosiasi, tawar-menawar. Dalam dunia bisnis, itu sangat normal. Tidak ada makan siang gratis, semua harus ada bayarannya," papar Frans.
"Negosiasi bisnis semua berkaitan dengan uang. Itu negosiasi, dan dari segi bahasa tidak ada yang namanya mengancam atau pemerasan. Namanya bisnis, ya saling tawar. Sangat lugas, tidak ada paksaan atau tekanan. Karena pihak lain mau menawar," imbuhnya.
Frans Asisi menyimpulkan bahwa proses tawar-menawar antara kedua belah pihak berjalan sesuai dengan kehendak masing-masing, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
Berita Terkait
-
Nikita Mirzani Kembali Serang dr Reza Gladys: Minta Ganti Rugi Ratusan Miliar!
-
Drama Gugatan Rp114 Miliar: Nikita Mirzani Bikin Pengacara Reza Gladys Pusing: Jangan Main Gantung
-
Nikita Mirzani Gugat Lagi soal Wanprestasi, Pihak Reza Gladys: Komedi Jilid 2
-
Jenderal 'Pemecat Sambo' Jadi Penasihat Prabowo: Misi Bersih-Bersih Polri Dimulai?
-
Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Jenderal Pemecat Ferdy Sambo yang Kini Dipercaya Prabowo Reformasi Polri
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terkini
-
Diragukan Bakal Nikahi Justin Hubner, Jennifer Coppen Skakmat Netizen Julid
-
Fedi Nuril Kritik Pedas Pidato Prabowo di PBB: Saya Sangat Kecewa
-
Kakak Ketemu Mpok Alpa di Mimpi, Minta Hal Tak Disangka
-
Pandji Pragiwaksono Bagikan Suara Kritis Diaspora dan Mahasiswa di New York
-
Kisah Haru Wanda Hamidah di Pelabuhan Sisilia: Berbagi Sedih dan Bahagia Demi Palestina
-
Ikut Soroti Kasus Siswa Keracunan MBG, Tretan Muslim: Makan Beracun Gratis
-
Separuh Aktivis Gagal Lanjutkan Misi ke Gaza Usai Tertahan di Italia, Termasuk Wanda Hamidah
-
Bak Cinta Buta, Ahmad Assegaf Dicurigai Biasa Utang Tasya Farasya Sejak Pacaran
-
Bukan Sekadar Mau Kurus, Nathalie Holscher Ungkap Alasan Jalani Operasi Bariatrik
-
Nikita Mirzani Puas Dengar Kesaksian Ahli: Bukan Kaleng-kaleng, Profesor Beneran!