Suara.com - Bermimpi tentang hal-hal buruk atau menyeramkan tentu amat tak menyenangkan, karena mengganggu tidur Anda.
Kondisi ini sudah pasti akan mempengaruhi tubuh Anda yang terasa tak segar di pagi hari, belum lagi pikiran Anda yang masih teringat dengan mimpi buruk itu. Lantas, apa yang menjadi penyebab seseorang memiliki mimpi buruk?
Sebuah studi terkini mengungkapkan bahwa gejala depresi dan insomnia menjadi faktor terkuat seseorang mengalami mimpi buruk.
Menurut studi tersebut, dari 3,9 persen partisipan yang berkali-kali mengalami mimpi buruk dalam kurun waktu 30 hari, 28,4 persen di antaranya menderita gejala depresi berat dan 17,1 persen insomnia.
Selain itu, studi tersebut juga menemukan bahwa dari 3,9 persen partisipan yang mengalami mimpi buruk ini, 4,8 persen di antaranya adalah perempuan dan 2,9 persen laki-laki.
"Studi ini merupakan bukti adanya hubungan antara mimpi buruk dan depresi, juga analisis tentang mimpi buruk dan ukuran kepuasan hidup dan kesehatan," kata ketua penulis studi sekaligus peneliti dari Centre for Cognitive Neuroscience Universias Turku, Finlandia, Nils Sandman.
Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti menganalisis data dari dua survei yang dilakukan pada 2007 dan 2012. Survei tersebut melibatkan 13.992 orang dewasa berusia 25 dan 74 tahun.
Dari jumlah ini 53 persen di antaranya adalah perempuan. Hasil ini, kata Sandman, meningkatkan kemungkinan investigasi lanjutan di masa depan.
"Mungkin saja mimpi buruk dapat berfungsi sebagai indikator depresi sebelum diagnosa. Karena mimpi buruk, insomnia dan depresi seringkali muncul bersamaan, mungkinkah mengatasi semua masalah ini dengan intervensi mengatasi mimpi buruk semata," terangnya. (News-Medical.net)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan