Suara.com - Hepatitis C sekarang bukan menjadi penyakit yang menakutkan serta mematikan lagi. Dengan obat-obatan kombinasi terbaru, penyakit ini sekarang bisa lebih cepat disembuhkan dengan harga terjangkau.
Obat kombinasi terbaru ini menggunakan kombinasi obat Sofosbuvir ditambah dengan Ledipasvir atau Daclastavir tergantung dari tipe virus yang diidap oleh pasien Hepatitis C.
“Kita telah masuk ke era dimana Hepatitis C bisa kita kalahkan. Saya telah sembuh dari penyakit ini dan saya yakin selama pemerintah berkomitment kuat, pasien Hepatitis C lain di Indonesia juga bisa sembuh seperti saya,” jelas mantan pasien hepatitis C yang juga Direktur LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC), Aditya Wardhana.
Ia yang akrab disapa Edo ini merupakan salah satu yang beruntung bisa menjadi orang dari kelompok pertama yang menggunakan obat-obatan generasi terbaru ini. Aditya sendiri menderita Hepatitis C selama 16 tahun terakhir. Setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan, dia dinyatakan oleh dokter sembuh total dari penyakit tersebut.
Berbeda dengan obat-obatan Hepatitis C generasi sebelumnya yang penggunaannya dengan cara disuntikan ke tubuh pasien seminggu sekali, obat-obatan jenis terbaru ini sekarang cukup diminum setiap harinya satu pill selama 3-6 bulan, tergantung kondisi hati pasien dan tipe virusnya. Tak hanya itu, tingkat kesembuhan obat terbaru ini pun cukup tinggi mencapai 98–100 persen.
Aditya juga mengatakan bahwa WHO sebagai badan kesehatan dunia minggu lalu telah mengeluarkan pedoman pengobatan terbaru bagi penyakit Hepatitis C dengan memasukan obat-obatan terbaru ini ke dalam rekomendasinya. "Hadirnya kombinasi obat Sofosbuvir, Ledipasvir dan Daclastavir telah menjadi game changer yang akan mengubah Hepatitis C menjadi penyakit yang bisa benar-benar dikendalikan," imbuhnya.
Beberapa negara seperti Amerika, Australia, India, Brasil, Thailand dan beberapa negara lain pun telah memulai program pengobatan massif dengan obat-obatan ini. Namun sayangnya, pemerintah Indonesia belum bergerak cepat mengambil langkah serupa dengan mengadakan program pengobatan Hepatitis C dengan jenis obat terbaru ini.
Pemerintah Indonesia ketinggalan dibanding pemerintah di banyak negara lain dalam mencegah kematian akibat Hepatitis C.
Padahal, Kementerian Kesehatan Indonesia telah memiliki data estimasi bahwa diperkirakan ada sekitar 1 persen dari total populasi penduduk Indonesia atau sekitar 2,5 juta penduduk terinfeksi oleh virus Hepatitis C ini. Namun sayangnya, pengobatan yang diupayakan oleh Pemerintah Indonesia masih pengobatan generasi sebelumnya yaitu menggunakan Peggylated interferon yang berbiaya tinggi dan mempunyai tingkat kesuksesan lebih rendah dibanding obat-obatan era sofosbuvir ini.
Saat ini, pengobatan dengan suntikan Peggylated Interferon yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) harganya mencapai Rp2,5 juta sekali suntik setiap minggunya atau sekitar 10 juta setiap bulannya. Pengobatan dengan obat tipe lama ini pun lebih panjang, karena membutuhkan waktu antara 6–12 bulan sehingga total yang harus ditanggung oleh Pemerintah Indonesia melalui JKN dapat mencapai Rp60–Rp120juta, tergantung tipe virus dan kondisi liver.
Sementara dengan menggunakan obat-obatan era sofosbuvir, harganya hanya sekitar Rp3juta sebulan. Sehingga total durasi pengobatan dengan menggunakan obat-obatan tipe baru ini cukup dengan dana Rp9–18juta, tergantung tipe virus dan kondisi liver.
Ditilik dari tingkat kesuksesan kesembuhan, obat suntik generasi lama itu tingkat kesuksesannya hanya sekitar 40-70 persen, sementara obat-obatan oral generasi terbaru ini tingkat kesuksesannya dapat mencapai 98-100 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!