Suara.com - Indra penciuman manusia merupakan sebuah sistem yang menakjubkan.
Dalam keadaan sehat, manusia bisa mencium hingga kira-kira satu triliun jenis bau-bauan yang berbeda. Namun, ada juga orang-orang yang sudah tak bisa mencium bau apapun atau hanya bisa mencium jenis-jenis aroma tertentu.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menguak bahwa orang yang kehilangan indra penciuman lebih berisiko terhadap kematian dalam jangka waktu lima tahun. Benarkah demikian? Cari tahu penjelasan lengkapnya yang dirangkum hellosehat.com.
Kehilangan indra penciuman sepenuhnya dikenal dengan istilah anosmia. Untuk memahami bagaimana anosmia bisa terjadi, Anda harus tahu dulu bagaimana manusia bisa mencium bau.
Hal-hal yang ada di sekitar Anda akan melepaskan molekul-molekul tertentu yang kemudian ditangkap oleh sel-sel saraf di hidung. Sel saraf tersebut lantas mengirimkan sinyal khusus ke otak. Otaklah yang akan mengenali bau-bauan yang Anda cium.
Gangguan apapun yang terjadi dalam proses penciuman tersebut akan menyebabkan anosmia. Pemicunya bisa macam-macam. Mulai dari alergi, infeksi sinusitis, cedera di hidung atau kepala, penuaan, hingga kecacatan atau penyakit kronis tertentu.
Apa artinya jika seseorang sudah tak bisa mencium bau?
Menurut sebuah penelitian oleh tim ahli dari University of Chicago di Amerika Serikat, orang yang tidak bisa mencium bau punya kemungkinan besar meninggal dunia lebih cepat. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Library of Science (PLOS) One ini mengamati lebih dari 3.000 orang peserta lanjut usia (lansia) mulai dari 2005 hingga 2011.
Dari pengamatan ilmiah tersebut, diketahui bahwa orang yang kehilangan indra penciuman empat kali lebih berisiko meninggal dunia dalam kurun waktu lima tahun. Sebanyak 39 persen peserta lansia yang sudah tidak bisa mencium bau meninggal dalam kurun waktu lima tahun setelah mereka pertama kali diminta untuk menjalani tes indra penciuman.
Jumlah lansia yang ketajaman penciumannya sudah mulai berkurang lalu meninggal dalam waktu lima tahun adalah 19 persen. Sedangkan hanya ada 10 persen lansia dengan indra penciuman sehat dan normal yang meninggal dalam waktu lima tahun.
Penelitian lain dalam jurnal Annals of Neurology pada 2008 juga melihat bahwa orang dewasa yang sudah tidak bisa mencium bau lebih rentan terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson. Dari berbagai hasil penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa kehilangan indra penciuman bukanlah gejala kesehatan yang bisa diremehkan begitu saja.
Bagaimana indra penciuman berkaitan dengan umur manusia?
Menurut para ahli, kehilangan indra penciuman tidak bisa menyebabkan kematian. Hal tersebut cuma menandakan gejala gangguan kesehatan yang mungkin saja memperpendek usia seseorang.
Indra penciuman Anda diatur oleh sel saraf yang terletak di sistem saraf pusat. Sel-sel tersebut seharusnya mampu memperbarui diri (regenerasi) secara terus menerus. Bila Anda tidak bisa mencium, maka sel-sel Anda sudah tak mampu melakukan regenerasi lagi.
Ini berarti ada kerusakan yang serius dalam sistem saraf Anda. Itulah mengapa kehilangan indra penciuman, khususnya pada lansia, mungkin menandakan tubuh Anda sudah tidak bisa melawan kerusakan sel dan memperbaiki diri lagi.
Jadi, bila Anda mulai sulit mengenali atau mencium bau, tak ada salahnya untuk segera periksa ke dokter.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter