Suara.com - Air Susu Ibu atau ASI merupakan nutrisi ideal dan satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi pada enam bulan pertama kehidupannya.
ASI juga memiliki komposisi paling sempurna bagi bayi, kaya akan asam amino, AA, DHA, vitamin A, D, E, K, B-karoten, dan mineral seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dan sulfur yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
ASI juga dilengkapi dengan hormon dan enzim yang dapat membantu pencernaan bayi dan melindungi si kecil dari berbagai penyakit, karena mengandung sel-sel imun seperti immunoglobulin yang mencegah anak dari infeksi telinga, infeksi pernapasan, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, penyakit kulit seperti ruam eksim/eczema, dan menurunkan risiko terkena penyakit metabolik ketika dewasa nanti.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp. A, MHSM, IBCLC, menjelaskan bahwa tak hanya ASI yang memiliki banyak kebaikan untuk bayi, kegiatan menyusui pun diklaim memiliki banyak manfaat untuk bayi, bahkan untuk sang ibu.
"Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan setelah kehamilan, menjaga kesehatan mental dan fisik, menurunkan risiko depresi setelah persalinan, sebagai kontrasepsi alami, menguatkan tulang, hingga menurunkan risiko penyakit jantung, serta kanker payudara. Yang terpenting, menyusui mampu menguatkan hubungan antara ibu dan si kecil. Namun, meski proses menyusui berlangsung secara alami, memang tak semua ibu juga bayinya langsung bisa lancar menjalani proses ini," kata dr. Yovita.
Untuk itu, ia melanjutkan pentingnya beberapa strategi agar sukses menyusui si kecil selama enam bulan termasuk melakukan kontak dengan konselor laktasi.
Edukasi mengenai ASI dan menyusui bisa didapatkan dari para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat, lembaga kesehatan, hingga komunitas menyusui.
Rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga biasanya memiliki kelas-kelas edukasi laktasi. Ibu disarankan untuk bertemu dengan tenaga kesehatan/konselor laktasi setidaknya tujuh kali selama masa kehamilan dan setelah persalinan.
Dokter Yovita memaparkan tujuh kontak dengan tenaga kesehatan/konselor laktasi, yaitu:
Baca Juga: Anissa Aziza Makan 3 Buah Berry saat Menyusui, Amankah?
1. Kontak pertama: Saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui.
2. Kontak kedua: Saat hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.
3. Kontak ketiga: Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat IMD.
4. Kontak keempat: 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk), dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara.
5. Kontak kelima: Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.
6. Kontak keenam dan ketujuh: Dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan. Untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar