Suara.com - Berisiko Kematian Nomor 1, Yuk Kenali Gejala Serangan Jantung.
Menurut berbagai survei Kementerian Kesehatan, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab nomor satu kematian di Indonesia, dan penyakit arteri koroner merupakan kontributor utama.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita PJK. Jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survey Sample Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Berdasarkan data tersebut, maka sangat penting melalukan deteksi dini. Akan tetapi memang serangan jantung terjadi sangat mendadak. Dalam dunia medis gejala ini disebut Sindrom Koroner Akut (SKA), yakni salah satu manifest klinis PJK yang bersifat akut atau muncul mendadak dan faktor penyebab utama kematian.
Dokter dr. Hengkie F. Lasanudin, Sp.JP (K), FIHA, ahli jantung dan pembuluh darah RSPP menjelaskan PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh terjadinya penyempitan dan hambatan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung, apabila penyempitan ini menjadi parah dapat menimbulkan serangan jantung. Oleh sebab itu siapa pun perlu mewaspadai serangan jangan dengan cara mengenali gejalanya.
“Gejala – gejala serangan jantung yaitu nyeri dada di dada kiri atau tengah atau nyeri ulu hati atau nyeri punggung, nyeri dada seperti ditekan atau dihimpit benda berat," ungkap dokter Hengkie saat ditemui Suara.com, Kamis (1/8/2019).
Lebih lanjut ia menjelaskan, rasa nyeri itu kemudian menjalar ke lengan kiri, punggung, bahu dan rahang, kadang disertai sesak nafas, dada berdebar, keringat dingin, mual atau muntah.
"Pada saat seseorang terkena serangan jantung, maka terjadi penyumbatan total pada arteri koroner yang dalam hitungan menit dapat menimbulkan kematian sel-sel otot jantung (miokard), sehingga fungsi jantung akan menurun drastis dan gagal berfungsi sebagai pompa sirkulasi darah ke seluruh tubuh atau sering dikenal dengan gagal jantung," sambungnya.
Maka, jelas dokter Hengkie, kejadian SKA harus segera ditangani dan semakin cepat sumbatan arteri koroner diatasi, sehingga akan semakin banyak sel–sel miokard terselamatkan sehingga daya pompa jantung dapat dipertahankan. Jadi kenali gejala serangan jantung secara spesifik untuk cepat ditangani dan diselamatkan.
Baca Juga: Awal Mula Sutradara Robby Ertanto Tertarik Pakai Ganja
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara