Suara.com - Saat menderita sakit kepala, tak sedikit orang yang pilih meminum obat penghilang rasa sakit sebagai solusi sementara. Namun, jarang yang menyadari hal ini justru bisa menimbulkan efek samping dan memperburuk kesehatan.
Sebaliknya, untuk memberikan penanganan tepat tarhadap rasa sakit kepala, Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu alasan yang mendasari sakit kepala, baik emosional dan fisiologis.
Namun, langkah kecil bisa dilakukan, yaitu tetap membuat tubuh terhidrasi dan tidak kekurangan cairan. Hal ini penting untuk dilakukan, sama pentingnya dalam mengetahui jenis sakit kepala.
Sakit kepala terbagi dalam beberapa, seperti sakit kepala cluster, migrain, sakit kepala hormonal, dan sakit kepala sinus. Meskipun gejalanya bervariasi, semuanya bisa ditangani dengan minum air dan mempertahankan tingkat hidrasi yang sehat. Asupan air yang dibutuhkan per hari adalah sekitar 3,7 liter untuk pria dan 2,7 liter untuk wanita.
Selain itu, dilansir dari medicaldaily, terlepas dari klasifikasi sakit kepala di atas, ada sakit kepala yang disebabkan oleh dehidrasi, biasanya dirasakan di seluruh kepala, bagian depan atau belakang. Tetapi, tidak ada prediksi dan generalisasi bagian kepala mana yang paling berpengaruh.
Sakit kepala akibat dehidrasi biasanya dialami bersamaan dengan gejala umum dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, pusing, kebingungan, diare, muntah, kelelahan, haus yang ekstrem, kurang berkeringat, tekanan darah rendah dan peningkatan denyut jantung.
Gejala ekstrem lainnya seperti demam, delirium (gangguan berupa penurunan kemampuan memusatkan perhatian dan menjadi linglung, -red), tidak sadar, mata cekung.
Belum ada istilah medis untuk apa yang menyebabkan sakit kepala yang disebabkan oleh tidak minum cukup air ini. Namun, sakit kepala pasca-dialisis dan pesta minuman keras adalah alasan yang diterima secara luas. Di sisi lain, sakit kepala yang disebabkan kurang minum air, tidak diakui secara medis.
Padahal sebuah studi yang dipimpin oleh Dr Joseph Noman Blau di The National Hospital for Neurology and Neurosurgery, London dan diterbitkan pada 2004 pada jurnal medis, Headache, mengungkapkan bahwa 1 dari 10 orang yang diinterogasi mengalami sakit kepala setelah tak mengonsumsi air dalam jangka waktu tertentu.
Baca Juga: Lama Menatap Laptop Bikin Sakit Kepala, Ini 5 Tips Mengatasinya
Namun, mereka pun percaya bahwa sakit kepala adalah akibat dari faktor lain. Oleh karena itu, sakit kepala dehidrasi tidak dapat disebut sakit kepala primer karena rasa sakitnya sering disertai irirabilitas dan kurangnya fokus.
Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa sakit kepala akibat kurangnya minum air sering terjadi, diakui publik, tetapi tidak dijelaskan dalam literatur medis. Di sini kita menggambarkan sebagai sakit kepala primer, mengendalikan bahwa rasa sakit timbul dari meninges; bahwa otak juga terlibat diindikasikan oleh gangguan konsentrasi dan lekas marah, meskipun tidak dipelajari secara terperinci dalam survei pendahuluan ini.
Lalu bagaimana cara mengobati sakit kepala akibat dehidrasi?
Sakit kepala ini biasanya terjadi pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi atau iklim panas, terutama orang tua, bayi, dan anak-anak. Hal ini juga memengaruhi orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit ginjal. Ini juga memengaruhi atlet, yang banyak berkeringat dan orang yang minum obat untuk merangsang buang air kecil.
Untuk mengatasi sakit kepala ini, minumlah dengan lambat dan teratur, jangan langsung minum banyak air sekaligus karena bisa menyebabkan muntah. Hanya satu atau dua gelas bisa membantu dalam tiga jam setelah meminumnya.
Isi kembali tubuh dengan elektrolit karena keseimbangan akan terganggu oleh dehidrasi. Mengonsumsi minuman olahraga dengan gula rendah dapat membantu memasok kembali tubuh dengan elektrolit yang hilang selama dehidrasi.
Berita Terkait
-
Cuaca Mematikan di Prancis: Gelombang Panas Ancam Kesehatan Warga
-
Kenali Tanda-tanda Kulit Dehidrasi, Ini Bedanya dengan Kulit Kering
-
7 Makanan yang Bisa Memicu Migrain Parah Jika Dikonsumsi Berlebihan
-
Kulit Berminyak Juga Bisa Dehidrasi, Ketahui Ciri-Ciri hingga Cara Mengatasinya
-
Cegah Dehidrasi saat Haji: Ini Langkah-langkah Penting agar Tetap Fit di Tengah Cuaca Panas Ekstrem
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!