3. Otak ayah baru cenderung berubah juga
MRI studi dari 16 calon ayah menunjukkan hal yang cukup menarik, otak laki-laki menunjukkan perubahan yang sama seperti pada ibu baru. Area otak yang terkait dengan kelekatan, empati, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan seorang anak memiliki lebih banyak materi abu-abu dan putih antara 12 dan 16 minggu kehamilan.
Para ilmuwan percaya bahwa perubahan struktural otak ini menunjukkan cara calon ayah mengembangkan keterampilan pengasuhan yang diperlukan selama kehamilan pasangan mereka. Dokter yakin bahwa dengan cara ini, otak ayah berusaha memastikan mereka dapat membuat ikatan dengan anak mereka meskipun mereka tidak mengandung dan tidak melahirkan.
4. Ayah bahkan dapat mengalami depresi pascapersalinan
Depresi pascapersalinan adalah gangguan suasana hati yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, dan biasanya termasuk kesedihan, keputusasaan, kecemasan, dan lekas marah.
Para peneliti percaya bahwa depresi pascapersalinan bukan hanya masalah yang memengaruhi ibu baru. Studi menunjukkan bahwa sekitar 10 persen ayah juga mengalami depresi pascapersalinan. Ini mungkin disebabkan oleh tingkat testosteron yang lebih rendah pada ayah baru yang sudah dijelaskan di atas.
"Rendahnya testosteron dapat berkontribusi pada perasaan lesu dan tidak tertarik pada kegiatan yang biasanya menyenangkan, hal ini bisa mengarah pada menjadi ciri depresi,” tulis Darby Saxbe, Asisten Profesor Psikologi dari University of Southern California.
Hal yang sangat menarik adalah, ibu yang pasangannya memiliki kadar testosteron lebih rendah setelah melahirkan, mereka justru akan lebih terhindar dari gejala depresi pascapersalinan.
Kenapa bisa begitu? Ternyata ayah dengan testosteron rendah tampaknya lebih terlibat dalam hubungan dan mereka menunjukkan lebih banyak dukungan emosional kepada pasangan mereka, yang pada gilirannya menurunkan peluang depresi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?