Suara.com - Dengan populasi mencapai 3.720.912 orang, jumlah bank darah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini mencapai enam unit.
Keenam unit tersebut rata-rata dapat mengumpulkan sekitar 12.500 kantung darah per bulan dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan 74 rumah sakit.
Di sisi lain, layanan darah di Indonesia, termasuk Yogyakarta, memiliki berbagai kendala. Beberapa permasalahan yang dimaksud antara lain standardisasi yang seragam, tidak jaringan atau konsolidasi, keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan, serta pengelolaan limbah yang tidak optimal.
Semua itu bisa dikatakan menjadi penyebab masih luasnya kesenjangan layanan darah antardaerah. Hal ini tentu membutuhkan perhatian semua pihak.
"RSUP Dr Sardjito diangkat sebagai leader untuk transfusi darah yang secara peralatan dan sumber daya manusianya tercukupi," kata Dr. dr. Darwito, Sp.B(K)Onk, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dalam Workshop Blood Screening and Processing Centralization Through Development of ‘Center of Excellence’ di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa (4/2/2020).
RSUP Dr.Sardjito yang berlokasi di pusat Kota Jogja telah menjadi tempat rujukan utama sekaligus rumah sakit pendidikan yang terpercaya.
Disebutkan pula bahwa rumah sakit ini mempunyai peran strategis sebagai model nasional.
Dr.Sardjito Hospital Blood Center sendiri memiliki peran sebagai tempat rujukan (serologi), menjalankan teknologi Nucleic Acid Testing (NAT) dan bertindak sebagai pusat hemovigilanse sehingga membuka peluang untuk meningkatkan standar transfusi darah.
Menurut dr.Darwito, konsolidasi laboratorium darah dan layanan dengan membangun Pusat Unggulan mungkin bisa menjadi solusi untuk peningkatan standar.
Baca Juga: Kunci Atasi Tekanan Darah Rendah: Garam, Air dan Kaus Kaki Kompresi
Beberapa peluang pengembangan dimungkinkan mencakup bidang pelatihan serta layanan untuk transfusi, akreditasi pusat darah, sertifikasi GMP (CPOB), dan adanya pusat hemovigilance nasional.
Sejumlah hal yang tidak kalah penting dalam peningkatan standar transfusi darah antara lain kolaborasi antarlembaga, analisis data besar, upaya penelitian, serta pemberdayaan masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?