Suara.com - Masalah Alat Pendeteksi Corona Jadi Sorotan di AS, Indonesia Bagaimana?
Laman berita internasional CNN menulis tentang kemungkinan adanya alat pendeteksi virus corona Covid-19 di Amerika Serikat yang tidak bekerja seperti seharusnya. Hal tersebut menimbulkan keresahan mengenai kemungkinan hasil tes yang dilakukan lembaga Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menjadi tidak akurat.
Di Indonesia, Sekertaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dr. Achmad Yurianto menanggapi kemungkinan hal tersebut terjadi di Indonesia. Pasalnya, Litbangkes yang mendapatkan alat pendeteksi virus corona dari CDC AS, mengalami masalah yang sama sehingga 'gagal' mendeteksi virus corona di Indonesia.
Diceritakan oleh dr. Achmad, Kemenkes melakukan pemeriksaan spesimen dari pasien suspect virus corona dengan dua tahap dan dua metode yaitu dengan Squencing Pancorona virus serta PCR Virus.
"Setelah ketemu virus kita akan lebih detail lagi apakah corona atau bukan yaitu dengan pancorona. Kalau dia positif. Ingat corona (yang dapat membuat manusia sakit) ada 7. Kita hanya mencari seekor yang namanya COVID. Kita memiliki kontrol (jenis corona) yang diberikan oleh CDC. Jadi CDC itu bukan di pancoronanya tapi di COVID. Kalau sampai pancorona saja tidak masuk (positif), apa kemudian kita akan ngotot cari COVID? Kan engga," tambah dr. Achmad, dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Kamis (13/2/2020).
Pun hasil yang sudah keluar dari alat pendeteksi virus corona yang dimiliki Indonesia, lanjut dr. Achmad, akan dikirim ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari proses kontrol kualitas dan jaminan kualitas laboratorium yang dimiliki Indonesia.
"Semua spesimen yang sudah kita periksa nanti per sepuluh, per duapuluh atau per tiga puluh akan dikumpulin menjadi satu paket untuk kemudian dikroscek pemeriksaannya di lab lain. Ini dalam rangka quality control dan qaulity assurrance bukan dalam rangka si pasiennya. Tetap ada kontrol dari keselurahan. Karena penyakit ini adalah problem dunia bukan problem Indonesia saja, oleh karena itu harus ada jejaring yang kuat," tambahnya.
Sejauh ini, kata dr. Achmad, belum ada hasi spesimenl deteksi virus corona yang ada di Indonesia dinyatakan bermasalah oleh WHO.
Di sisi lain, korban meninggal karena virus Corona Covid-19 terus bertambah. Laporan terbaru menyebut angka kematian naik lebih dari 100 orang sejak kemarin.
Baca Juga: Lucu! Kucing Bermasker Viral di Medsos, Tak Ingin Tertular Corona Covid-19?
Laman Worldmeters.info memperlihatkan data real-time laporan virus Corona Covid-19 yang didapat. Hingga hari ini, Jumat (14/2/2020), sudah ada 65.247 orang terinfeksi virus Corona Covid-19, dengan 1.491 di antaranya meninggal dunia.
Penambahan pasien positif terbanyak masih terjadi di China, dengan digunakannya alat pendeteksi baru yang lebih sensitif. Hasilnya, jumlah positif virus Corona Covid-19 bertambah 4.854 dari hari sebelumnya.
Kabar baiknya, sudah ada 7.099 pasien yang sembuh dan keluar dari rumah sakit, termasuk 10 pasien di Jepang, 15 pasien di Singapura, dan 12 pasien di Thailand.
Sementara itu, Jepang melaporkan kematian perdana karena virus Corona Covid-19 di negaranya. Pasien merupakan perempuan berusia 80 tahun dan dirawat di rumah sakit.
Singapura, Hong Kong, dan Malaysia juga mengalami penambahan kasus, dengan masing-masing 8, 3, dan 1 kasus baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci