Suara.com - Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science, pola makan khas orang barat yang terdiri dari makanan manis dan makanan cepat saji dapat membahayakan tubuh.
Selain penyakit kardiovaskular, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya, pola makan seperti itu juga mengganggu fungsi otak dan kontrol nafsu makan.
Percobaan dilakukan oleh peneliti Inggris, Australia, dan Amerika, terhadap 110 siswa yang ramping dan sehat antara usia 20 hingga 30 tahun dibagi ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama memakan makanan normal mereka selama seminggu, sementara kelompok lain diberi makanan cepat saji, seperti wafel Belgia, dan makanan manis.
Hasil dari mereka yang mengikuti pola makan ala barat selama tujuh hari tidak hanya sebabkan kinerja lebih buruk pada tes memori, tetapi mereka juga menginginkan lebih banyak junk food setelah makan.
Berdasarkan temuan ini, pola makan ini sulit berhenti karena dapat mencegah hippocampus, wilayah di otak yang memfasilitasi memori dan mengatur asupan makanan, untuk berfungsi dengan baik.
"Setelah seminggu menjalani pola makan ala barat, makanan yang enak seperti makanan ringan dan cokelat menjadi lebih disukai," kata profesor psikologi Universitas Macquarie Richard Stevenson, dilansir Next Shark.
"Ini akan membuatmu lebih sulit untuk menolak, membuatmu makan lebih banyak, yang pada akhirnya akan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada hippocampus dan lingkaran setan akibat makan berlebihan."
Hippocampus, kata Stevenson, berfungsi menghalangi ingatan yang berkaitan dengan makanan ketika kita kenyang, untuk menjaga dari keinginan makan yang tidak perlu.
Baca Juga: Bikin Penggemar Penasaran, Kim Kardashian Bongkar Pola Makan & Camilannya
Saat terganggu, ingatan yang terkait dengan makanan akhirnya membanjiri otak.
Sementara Stevenson mengakui penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membangun hubungan yang lebih definitif, dia mengatakan dia mengakui bagaimana temuan itu bisa mengkhawatirkan bagi semua orang.
Berita Terkait
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
-
Bukan Cuma Pisang Goreng, Ini 10 'Jodoh' Makanan Manis yang Bikin Kopimu Makin Nikmat
-
Investasi Paling Mahal Itu Kesehatan! Dokter Tirta Ingatkan Pola Makan Seimbang
-
Wajib Sarapan? Ah, Bohong! Ini Kata Ilmuwan Soal Jam Makan Terbaik Versi Kamu
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025