Suara.com - Bosan Kelamaan Di Rumah Aja? Sudah Saatnya Anda Butuh Aktivitas Baru
Karantina mandiri atau perintah agar di rumah saja telah berjalan di minggu keempat. Meski mungkin beberapa aktivitas sama, seperti bekerja, sekolah, mengurus anak, tetap dilakukan hanya saja perlu penyesuaian situasi.
Apalagi terus berada di dalam rumah, perasaan bosan sulit dihindari. Rasa tak nyaman saat bosan datang, tapi itu tak selalu menjadi emosi negatif untuk tubuh.
"Bosan satu jenis emosi yang normal dialami manusia. Kalau tidak pernah bosan maka kita justru gak bisa betul-betul menikmati hidup kalau ada sesuatu yang menarik. Jadi sebenarnya kalau hidup terlalu menarik gak benar juga," kata psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani kepada Suara.com, Selasa (7/4/2020).
Perempuan yang biasa disapa Nina itu mengatakan bahwa manusia secara natural bisa menghadapi rasa bosan. Bahkan justru hal tersebut bisa menjadi pemantik bagi tubuh untuk melakukan tantangan baru.
"Misalnya bosen cuma nonton doang, berarti kita tahu kita butuh sesuatu yang beda daripada nonton. Nah disitulah sebetulnya ada rangsangan terhadap diri untuk menciptakan sesutu yang beda lagi," kata Nina.
"Mungkin tetap nonton tapi sambil mencoba gerakan orang yang kita tonton. Atau sambil nonton coba membuat ringkasan atau rivew dari film tersebut. Jadi tetap ada hal produktif yang kita lakukan walaupun sebenarnya yang kita lakukan itu-itu juga," tambahnya.
Namun rasa bosan bisa menjadi emosi negatif ketika diri bingung harus melakukan sesuatu yang lainnya. Menurut Nina, bosan yang menjadi emosi negatif bisa menimbulkan perasaan kesepian bahkan juga depresi.
"Jadi sebenarnya salah satu yang penting dilakukan tetap terkoneksi dengan orang lain. Kalau sekarangkan nyebutnya social distancing sebenarnya itu gak boleh. Kalau kita berjarak secara emosional dengan orang lain itu sebenarnya gak perlu," jelasnya.
Baca Juga: Anak Mulai Bosan di Rumah Aja? Kak Seto Beri Tips Mujarab, Intip Yuk!
Di tengah wabah pandemik virus corona saat ini, Nina mengatakan yang perlu dilakukan cukup menjaga jarak fisik. Tapi tetap perlu terkoneksi dengan orang lain melalui telepon, pesan singkat atau pun video telepon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis