4. Batasi Konsumsi Gula, Alkohol, dan Makanan Asam
Alkohol, makanan manis, dan makanan asam semuanya dapat memicu bunyi perut. Gula seperti fruktosa dan sorbitol. Makanan asam termasuk jeruk dan kopi juga diketahui menyebabkan perut mengembang.
Alkohol mengiritasi saluran pencernaan dan dapat menyebabkan suara lambung. Ini juga meningkatkan produksi asam dan menyebabkan peradangan pada lapisan perut. Alkohol dosis tinggi dapat menunda pengosongan lambung dan menyebabkan sakit perut.
5. Hindari Makanan dan Minuman yang Menyebabkan Gas
Makanan dan minuman tertentu menghasilkan lebih banyak gas daripada makanan lain. Jika bunyi perut disebabkan oleh sejumlah besar gas yang bergerak melalui saluran pencernaan, maka menghindari makanan dan minuman mengandung gas dapat memecahkan masalah borborygmi.
Makanan dan minuman penghasil gas meliputi seperti kacang polong, bir, brokoli, kubis, bunga kol, kacang-kacangan, jamur, bawang, soda, dan biji-bijian.
6. Temukan Intoleransi Makanan
Intoleransi terhadap makanan tertentu dapat meningkatkan gas dan perut berbunyi.
Misalnya, intoleransi laktosa disebabkan oleh kekurangan laktase, enzim yang membantu mencerna laktosa. Sekitar 65 persen orang mengalami kesulitan mencerna laktosa, meskipun prevalensinya sangat bervariasi di antara populasi etnis dan ras.
Cara terbaik untuk mengelola intoleransi makanan adalah dengan menghindari makanan yang menyebabkan gejala. Orang dengan gangguan perut kronis harus mendiskusikan kemungkinan intoleransi makanan dengan dokter.
Baca Juga: Terpopuler: Filler Bibir 20 Kali, Drama Meghan Markle dan Ayahnya
7. Lakukan Kontrol Porsi
Suara-suara lain pada perut mungkin lebih terjadi setelah makan makanan besar, terutama makanan yang kaya lemak, gula, daging merah, dan makanan lain yang sulit dicerna.
Makan porsi kecil dengan jeda waktu yang lebih teratur, dan mengunyah makanan secara perlahan mengurangi risiko makan berlebihan.
8. Tetap Aktif
Berjalan-jalan setelah makan telah terbukti membantu proses pencernaan dengan mempercepat laju perut kembali kosong. Pengosongan yang lebih cepat ini dapat mengurangi gemuruh perut.
Jalan kaki pasca makan juga bisa bermanfaat bagi pencernaan dengan cara lain. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan 20 menit atau 15 menit setelah makan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Namun, aktivitas berintensitas tinggi harus dihindari setelah makan.
9. Tetap Tenang
Perut yang bunyi dapat lebih terdengar saat sedang mengalami situasi stres tertentu. Ini karena aktivitas usus meningkat selama periode kecemasan, terlepas dari apakah perut penuh atau kosong.
Stres juga bisa memperlambat pencernaan dan jadi penyebab gejala gangguan pencernaan, termasuk mulas dan suara perut.
Orang dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stres dengan bermeditasi, berlatih latihan pernapasan dalam, dan menggunakan teknik relaksasi otot progresif.
10. Mengatasi Masalah Gastrointestinal
Penyakit yang lebih serius, seperti infeksi atau penyumbatan usus busa jadi kemungkinan penyebab borborygmi. Oleh karena itu, jika perut bergemuruh terasa mengganggu dan terdapat gejala lain, sebaiknya menemui dokter untuk diagnosis dan rencana perawatan yang akurat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh