Keperawanan dilihat dari Selaput Daranya
Mitos umum lainnya adalah bahwa seorang profesional perawatan kesehatan dapat mengetahui apakah seorang perempuan pernah melakukan hubungan intim dengan memeriksa selaput daranya.
Faktanya, setelah pubertas, dengan tidak adanya cedera yang mungkin jarang terjadi akibat pemerkosaan, dokter bahkan tidak bisa mengetahui itu.
Selaput dara sangat elastis dan, bagi sebagian besar wanita, terbuka seperti donat.
Pemeriksaan ginekologis memengaruhi keperawanan
Hal yang penting diingat bahwa pemeriksaan ginekologis adalah soal kesehatan, bukan seks.
Inspeksi alat kelamin eksternal (hanya melihat) direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics sebagai bagian rutin dari perawatan kesehatan untuk anak-anak dan remaja.
Sementara tes pap smear, yang fungsinya untuk mendeteksi sel-sel prakanker dari serviks, biasanya melibatkan penggunaan instrumen yang disebut spekulum untuk menyebarkan dinding selaput dara dan vagina yang melar dan umumnya direkomendasikan dimulai pada usia 21.
Pemeriksaan spekulum mungkin diperlukan sebelum usia 21 jika ada gejala atau masalah tertentu.
Baca Juga: Lebaran saat Pandemi Corona, Perlukah Tetap Pakai Masker di Rumah?
Pasangan seksual dapat mengetahui apakah seorang wanita masih perawan.
Jika seorang ginekolog yang berpengalaman tidak dapat memberi tahu apakah seorang wanita telah melakukan hubungan intim, lalu bagaimana mungkin seorang pasangan bisa?
Di sisi lain, bersikap terbuka dengan pasangan Anda tentang sejarah seksual Anda dapat membangun kepercayaan dan membuat Anda tetap sehat dan bahagia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi