Suara.com - 4 Hal yang Harus Dilakukan Apabila Sekolah Kembali Dibuka Usai Lebaran
Pemerintah telah menjalankan Masa Tanggap Darurat Covid-19 sejak awal Maret dan akan berakhir pada 29 Mei 2020 nanti. Bahkan setelah masa tanggap darurat ini berakhir, Indonesia berencana menjalankan fase kehidupan the new normal.
Mereka yang dianggap tidak rentan akan dipersilakan kembali bekerja dan produktif di luar rumah untuk sektor tertentu. Termasuk pelajar yang disebut-sebut akan kembali ke sekolah, meski hingga kini belum diketahui kepastiannya.
Nah, berjaga-jaga apabila sekolah akan dibuka sehabis lebaran, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terdiri dari FAO, IFAD, UNFPA, WFP, WHO dan UNICEF merinci beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah maupun orangtua.
Apa saja yang harus dipersiapkan?
1. Sebelum sekolah dimulai, perlu melakukan peninjauan dan mengerahkan sumber daya yang
ada untuk mengatasi kesenjangan air, infrastruktur kebersihan dan sanitasi, pasokan, dan meningkatkan protokol serta petunjuk kesehatan sekolah dan ketahanan pangan.
2. Saat sekolah sudah kembali dimulai, perlu memperkuat pesan-pesan tentang gizi yang baik dan manfaat dari pola makan sehat, aktif bergerak, serta perilaku hidup bersih sebagai suatu kebiasaan kepada peserta didik, staf sekolah, orang tua atau wali murid dan masyarakat.
3. Pemberian makanan bergizi di sekolah akan menarik peserta didik untuk kembali ke sekolah saat sekolah kembali dibuka. Siapkan perencanaan, dan siapkan para guru, staf sekolah, untuk melanjutkan kembali kegiatan pemberian makanan di sekolah, serta pelayanan kesehatan dan gizi.
Selain itu, perlu mendorong orang tua dan anak untuk kembali ke sekolah dan mendapat manfaat dari pelayanan kesehatan dan gizi di sekolah.
Baca Juga: Satu Warga Positif Covid Tanpa Gejala, Salat Id di Kecamatan Tambelan Batal
4. Setelah kegiatan berbasis sekolah kembali dimulai, pemerintah disarankan untuk melakukan peninjauan potensi untuk mengembangkan program pemberian makanan di sekolah yang dibiayai dari anggaran nasional atau daerah.
Juga melihat program ini sebagai bagian diri cakupan jaring pengaman sosial, dengan menyediakan bantuan peningkatan pendapatan secara tidak langsung untuk rumah tangga dan masyarakat yang dapat mengurangi dampak negatif dari COVID-19 dalam bidang ekonomi dan ketahanan pangan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja