Para peneliti mengumpulkan sampel plak bawah gusi dari 123 orang yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit mulut saat ini. 25 di antaranya adalah perokok, 25 bukan perokok, 20 pengguna rokok elektronik, 25 mantan perokok menggunakan vape dan 28 orang mempertahankan kebiasaan merokok dan menggunakan vape pada waktu bersamaan.
Bakteri di bawah gusi adalah garis pertahanan terakhir melawan penyakit karena mereka paling tidak mungkin terganggu oleh perubahan lingkungan di mulut, seperti makanan, pasta gigi, dan tembakau.
Kumar dan rekannya melakukan pengurutan DNA yang dalam dari genom bakteri untuk mengidentifikasi tidak hanya jenis mikroba yang hidup di mulut dan fungsinya.
Profil microbiome oral dalam pengguna vape yang tidak pernah merokok usia 21-35 dan sehat, telah menggunakan vape selama empat hingga 12 bulan mengejutkan para peneliti.
Karakteristik yang paling memprihatinkan adalah tingkat stres dalam komunitas mikroba yang dideteksi oleh aktivasi gen. Kumar mengatakan bahwa pada pengguna vape memicu respons peradangan yang merusak.
Dia mengatakan perubahan dalam lanskap mikroba disertai dengan tingkat protein yang lebih tinggi di mulut yang memberi sinyal sistem kekebalan siaga untuk mengaktifkan dan memproduksi peradangan.
"Alasan kita semua sehat adalah karena sistem kekebalan tubuh kita telah mengenali bakteri ini dan fungsinya sejak lahir dan telah membentuk rasa harmoni," kata Kumar.
"Masalahnya ketika secara rutin menggunakan vape dan mengubah lingkungan mikroba mulut, maka sistem kekebalan tubuh tidak mengenali bakteri baik sebagai teman dan itu menyebabkan respons peradangan yang sangat besar," tambahnya.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang telah mengganti rokok dengan vape malah mendorong mikroba lebih keras.
Baca Juga: Sikap Atta Halilintar ke Ortu Bikin Ashanty Mau Terima Jadi Calon Menantu
"Jika Anda merokok dan vape pada saat yang sama, manakah dari dua efek ini yang menguasai sistem tubuh? jawabannya adalah vape," kata Kumar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis