Suara.com - Banyak layanan kesehatan terhambat akibat pandemi Covid-19, terutama selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Termasuk layanan kesehatan reproduksi serta membatasi sosialisasi dan penyuluhan KB.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Emi Nurdjasmi, M.Kes, mengatakan bidan menghadapi tantangan besar dalam memberikan layanan kesehatan reproduksi selama masa pandemi, terutama karena perempuan hamil mengalami perubahan kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terhadap paparan Covid-19.
"Sebagai tenaga kesehatan paling depan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, bidan memegang peranan penting dalam mendukung kesehatan reproduksi dari aspek membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi hingga memberikan layanan KB," kata Emi, dalam webinar Urgensi Pelayanan KB pada Masa New Normal pada Selasa (9/6/2020).
Menurutnya, di masa new normal seperti ini sangat penting untuk memastikan bidan bisa terus melanjutkan pemberian layanan kesehatan reproduksi, termasuk pemasangan alat kontrasepsi secara aman.
Dr. dr. Melania Hidayati, MPH, Assistant Representative UNFPA juga mengemukakan data mengejutkan mengenai dampak Covid-19 terhadap akses alat kontrasepsi.
"Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap program Family Planning secara global. Estimasi kami, jika lockdown berlangsung 6 bulan, 47 juta perempuan terancam tidak mendapat akses kontrasepsi modern. Selain itu, jika lockdown terjadi 6 bulan dan ada gangguan layanan alat kontrasepsi, diperkirakan ada tambahan 7 juta angka kehamilan tidak direncanakan (KTD)," tuturnya.
Sementara itu, DKT Indonesia, sebagai organisasi KB yang menyumbang CPR 25,2%, mengaku sadar pandemi ini memberikan tantangan bagi peningkatan penggunaan kontrasepsi.
Aditya A. Putra, Head of Strategic Planning DKT Indonesia mengungkapkan ada langkah untuk menghadapi tantangan tersebut:
1. Memastikan pasokan alat kontrasepsi mudah dijangkau dan tersedia di berbagai channel.
2. Meningkatkan komunikasi kepada tenaga kesehatan melalui berbagai kegiatan webinar yang ditujukan bagi tenaga kesehatan.
3. Menyediakan digital platform dan layanan konsultasi KB, Halo DKT, yang dapat diakses melalui WhatsApp 0811-1-326459 atau Telepon Bebas Pulsa 0800-1-326459.
4. Memberikan donasi berupa alat kontrasepsi, produk kesehatan reproduksi dan APD kepada tenaga kesehatan dan masyarakat di Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Baca Juga: Sempat Tersendat, BKKBN Harap Layanan KB Kembali Dibuka di Masa New Normal
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat