Suara.com - Salah satu alergi yang sering terjadi pada anak-anak adalah alergi susu sapi. Anak dengan alergi susu sapi memiliki sistem imun yang unik, lebih sensitif dibandingkan anak-anak yang sehat.
Alergi susu sapi disebabkan oleh dua protein dalam susu sapi, yakni kasein dan whey. Data penelitian RS Cipto Mangunkusumo menyebutkan ada 23,8 persen kasus alergi susu sapi yang terjadi pada anak di tahun 2012.
"Alergi susu sapi pada anak harus segera diatasi. Jika tidak akan menimbulkan dampak pada anak, dan juga bisa berdampak pada orangtua dan masyarakat," kata Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak pada Webinar “Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju: Tanggap Alergi di masa Pandemi untuk Generasi Maju”, Senin (29/6/2020).
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya dampak-dampak yang tidak diinginkan, maka sebaiknya orangtua segera sedini mungkin melakukan 3K (Kenali, Konsultasi, Kendali). Berikut penjelasannya:
1. Kenali
Mengenali gejala-gejala alergi susu sapi pada anak sangat penting. Biasanya gejala-gejalanya muncul di tiga organ yakni saluran cerna, kulit, dan saluran napas.
Selain itu ada juga gejala sistemik yang bisa muncul di seluruh tubuh anak, yait anafilaksis (11 persen), yang bisa menyebabkan kematian apabila tak segera ditangani.
Pada saluran cerna umumnya terjadi diare (53 persen) dan kolik (27 persen). Pada kulit adalah dermatitis atopik atau eksim (35 persen) dan urtikaria atau biduran (18 persen). Pada pernapasan muncul asma (21 persen) dan rinitis (20 persen).
2. Konsultasi
Baca Juga: Jenis Susu Formula Ini Bisa Diberikan Kepada Anak yang Alergi Susu Sapi
Setelah mengenali gejala-gejala alergi, segera konsultasikan pada dokter. Apabila saat konsultasi sudah dipastikan betul mengalami alergi yang dipicu oleh susu sapi, maka dokter akan melakukan tata laksana sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
"Jangan mendiagnosa sendiri atau bahkan mengobati atau mengambil tindakan sendiri. Karena apabila tanpa dikonsultasikan kepada dokter, akibatnya diagnosa akan terlambat dan penanganan tidak dilakukan sesegera mungkin dan tidak secara optimal," jelas dr Budi.
3. Kendali
Setelah gejala-gejalanya sudah ditangani secara optimal oleh dokter, maka orangtua perlu mengendalikan agar gejala tersebut tidak muncul kembali.
Yakni dengan cara menghindari semua makanan dan minuman yang mengandung susu sapi serta produk turunan dan makanan olahan yang mengandung protein susu sapi.
Nutrisi yang tepat adalah memberikan ASI eksklusif. Selain baik untuk tumbuh kembang anak dan menguatkan daya tahan tubuh, di dalam ASI terdapat alergen makanan yang diasup oleh sang ibu dalam jumlah yang sedikit.
Berita Terkait
-
Sosok Felicia Elizabeth yang Laporkan Owner Bake n Grind ke Polisi
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Alergi Anak Hampir Merenggut Nyawa: Bakery Viral Ini Diduga Jual Roti Gluten Free Palsu!
-
Viral Kualitas Susu MBG Dipertanyakan: Hanya 30 Persen Susu Sapi Segar, Lebih Banyak Airnya?
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa