Suara.com - Salah satu bidang yang mempelajari bagaimana tubuh bereaksi terhadap obat-obatan adalah farmakologi. Di dalam farmakologi, ada aspek farmakokinetik, berkaitan dengan pemahaman seluruh siklus kehidupan obat di dalam tubuh.
Mengetahui tentang masing-masing dari empat tahap utama farmakokinetik, yang disebut ADME, membantu mengambangkan obat-obatan yang lebih efektif dan menghasilkan lebih sedikit efek samping dalam tubuh.
Dilansir Live Science, berikut cara obat bekerja di dalam tubuh:
1. Absorpsi atau Penyerapan
Obat diserap ketika melakukan perjalanan dari mulut, tenggorokan, ke sirkulasi tubuh.
Beberapa cara umum mengonsumsi obat adalah secara oral (menelan obat), intramuskuler (obat disuntikan di lengan), subkutan (disuntikkan di bawah kulit), intravena (menerima obat melalui vena) ) atau transdermal (mengenakan patch kulit).
Obat yang dikonsumsi dikirim melalui pembuluh darah khusus yang mengarah dari saluran pencernaan ke hati, di mana obat dipecah. Kemudian dari hati, memasuki aliran darah secara langsung atau melalui kulit atau paru-paru.
2. Distribusi
Paling sering, aliran darah adalah 'kendaraan' untuk membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Pada tahap ini, efek samping dapat terjadi, saat obat berefek di tempat lain selain anggota tubuh yang ditargetkan.
Baca Juga: Studi: Pada Tahap Terparah, Kekebalan Tubuh Masih Lawan Virus Corona!
Misalnya, untuk pereda nyeri, organ yang ditargetkan mungkin otot yang sakit di kaki. Efek sampingnya, iritasi lambung bisa terjadi.
Berbeda dengan obat untuk sistem saraf pusat, harus menghadapi pertahanan yang hampir tidak bisa ditembus, disebut penghalang darah-otak. Ini melindungi otak dari zat-zat berbahaya seperti racun atau virus.
Faktor lain yang mampu memengaruhi distribusi adalah molekul protein dan lemak dalam darah, dapat membuat molekul obat tidak berfungsi dengan cara mengikatnya.
3. Metabolisme
Segala sesuatu yang memasuki aliran darah, baik ditelan, disuntikkan, dihirup atau diserap melalui kulit, dibawa ke hati.
Di sini, zat-zat secara kimiawi diolah dan diubah oleh protein yang disebut enzim. Banyak produk dari penguraian enzimatik, atau metabolit, kurang aktif secara kimia daripada molekul asli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025