Suara.com - Klaim soal bahaya thermogun infrared untuk otak ramai diperbincangkan oleh netizen. Hal ini sudah dibantah oleh pakar kesehatan yang menyebut fungsi thermogun hanya menangkap sinyal infra merah yang dipancarkan tubuh.
Maraknya penggunaan thermogun juga membuat pembahasan beralih ke penggunaannya. Ada jenis thermogun yang khusus digunakan di fasilitas kesehatan, ada juga thermogun khusus industri. Perbedaannya pun dijelaskan oleh Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia Badan Standardisasi Nasional (BSN), Ghufron Zaid.
"Pada dasarnya, kedua termometer non kontak ini memiliki prinsip yang sama, yaitu menangkap panas yang dipancarkan oleh obyek ukur," ujarnya, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Ghufron menerangkan, secara alami dan sesuai dengan hukum fisika, setiap benda – termasuk tubuh manusia – akan memancarkan panas. Tidak heran, thermogun juga dikenal dengan nama Infrared thermometer, karena panas yang dideteksi oleh sensor tersebut berada pada panjang gelombang cahaya infra merah (infrared).
"Panas inilah yang kemudian ditangkap oleh sensor yang ada di dalam thermogun tersebut," terang Ghufron.
Adapun perbedaan antara thermogun klinik dan thermogun industri adalah rentang ukur dan jarak ukurnya. Thermogun klinik mempunyai rentang ukur 32 - 42 °C, dengan akurasi sampai dengan 0,2 °C.
Sedangkan thermogun industri mempunyai rentang ukur yang lebih besar, sampai dengan 500 °C atau lebih, dengan akurasi sampai dengan 1,5 °C.
Agar akurat, jarak ukur thermogun klinik tidak bisa terlalu jauh. Pada umumnya pabrikan memberikan informasi tersebut di dalam manualnya yang berkisar antara 1 cm hingga 10 cm. Berbeda dengan thermogun klinik, thermogun industri dapat digunakan untuk mengukur suhu dari jarak jauh.
Thermogun industri dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang sulit dijangkau tangan manusia seperti karena letaknya yang tinggi (misalnya trafo listrik) atau benda yang berbahaya untuk didekati karena suhunya sangat tinggi, misalnya pada proses peleburan logam.
Baca Juga: Ramai-ramai Pakar FKUI Bantah Klaim Thermo Gun Bisa Rusak Otak
Untuk membantu mengarahkan thermogun industri tepat ke titik pengukuran dengan lebih baik, maka pabrikan melengkapinya dengan laser.
"Jadi laser di sini hanya dipakai untuk membantu mengarahkan atau alignment saja, bukan untuk mengukur suhu benda yang diukur," terang Ghufron.
Tentu, sebagai alat ukur, termogun harus dipastikan kebenaran hasil pengukurannya. Karena hasil pengukuran tersebut akan digunakan oleh tenaga medis untuk mendiagnosa pasien. Kesalahan diagnosa dapat berakibat kesalahan treatment.
"BSN melalui SNSU menyediakan layanan kalibrasi yang tertelusur ke Sistem Internasional," terang Ghufron.
Untuk itu, Ghufron melanjutkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermogun sebagai salah satu rangkaian protokol kesehatan. Ia pun mengingatkan agar masyarakat menggunakan thermogun jenis klinik untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih baik daripada thermogun industri.
"Penggunaan thermogun klinik secara benar tidak membahayakan pasien maupun petugas medis," tegas Ghufron.
Berita Terkait
-
10 Obat Terbaik untuk Mengatasi Demam Tinggi pada Anak: Panduan Lengkap untuk Kamu
-
Tips Minum Air Putih yang Efektif untuk Kesehatan
-
Manfaat Jaket Bagi Pengendara Motor, Tak Sekadar Aksesori Belaka
-
5 Tanda Bayi Kedinginan yang Wajib Diketahui Orang Tua
-
Ini yang Terjadi Pada Tubuh Anda Jika Cuaca Terlalu Panas
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?