Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa ia kebal terhadap virus corona, setelah ia dikabarkan sembuh dari Covid-19.
"Sepertinya saya kebal, saya tidak tahu, mungkin untuk jangka panjang, mungkin untuk jangka pendek. Bisa untuk seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu," tutur Trump, dalam wawancara langsung dengan Fox News, Minggu (11/10/2020).
Sedangkan dalam pernyataan dokter dari Gedung Putih, Sean Conley, tidak menyebutkan 'kekebalan'. Ia hanya menuliskan Trump tidak lagi menular, dan akan terus memantau kondisinya saat kembali aktif.
Namun, ahli mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang mengetahui apakah mereka benar-benar kebal terhadap virus , dan masih ada dugaan orang tersebut dapat terinfeksi kembali.
Tidak ada indikator kekebalan Covid-19 yang dapat diandalkan
Para ahli sebelumnya setuju bahwa sebagian besar pasien sembuh dari infeksi virus corona dengan tingkat kekebalan tertentu.
Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) mengatakan bahwa masih belum jelas seberapa kuat respons imun virus corona, berapa lama bertahan, atau apa yang membuatnya berbeda di antara orang-orang.
Beberapa penelitian menunjukkan kekebalan hanya bertahan beberapa bulan, dan ada dugaan kasus orang terinfeksi kembali beberapa minggu setelah sembuh, lapor Insider.
"Kami sekarang tahu bahwa infeksi ulang dapat terjadi. Masih belum jelas seberapa sering kejadian reinfeksi (infeksi ulang), atau hal apa dari respons imun yang terkait dengan reinfeksi," jelas John Wherry, ahli imunologi di University of Pennsylvania di Philadelphia.
Baca Juga: Covid-19: Banyak Warga AS yang Tak Mampu Bayar Cicilan Rumah
Cara paling cepat untuk mengukur respons imun adalah dengan menguji antibodi.
Pada Rabu pekan lalu, Conley mengatakan Trump positif memiliki antibodi virus corona, meski kemungkinan itu berasal dari terapi koktail antibodi eksperimental Regeneron yang dia terima pada 2 Oktober.
Bahkan jika tubuhnya memproduksi antibodi sendiri, mereka mungkin tidak melindunginya sepenuhnya.
"Hanya karena Anda telah membangun antibodi tidak berarti Anda kebal," ujar Marion Koopmans, kepala departemen viroscience di Pusat Medis Universitas Erasmus di Belanda.
Beberapa waktu setelah wawancara dengan Fox News, Trump mencuit bahwa ia telah menerima penyataan lengkap dari dokter di Gedung Putih.
"Artinya saya tidak bisa kebal, dan tidak bisa memberikannya," cuitnya di Twitter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat