Suara.com - Seiring berjalannya usia, wanita bisa mengalami menopause, di mana fungsi ovarium akan berhenti dan menurunnya gairah seksual. Pada pria juga bisa mengalami fenomena yang mirip dengan menopause, yakni dikenal dengan andropause.
Biasanya andropause terjadi pada pria yang memasuki usia 40 tahun ke atas. Dengan bertambahnya umur, kemungkinan mengalami andropause ini makin besar.
Dalam webinar "Meningkatkan Kualitas Hidup melalui Kesehatan Seksual Pria dan Pasangan" yang digelar ICTEC RSCM FKUI pada Selasa (27/10/2020), dijelaskan lebih jauh apa itu andropause.
"Andropause adalah suatu keadaan sindrom klinis yang terkait dengam pertambahan usia pada laki-laki, yg memiliki karakteristik gejala tertentu dan penurunan kadar hormon testosteron darah," ujar dr. akmal Taher, SpU(K).
Ia menjelaskan, berbeda dengan menopause yang jelas membuat wanita berhenti menstruasi, pada laki-laki belum tentu produksi spermanya akan berhenti.
Tanda dan gejala andropause sendiri bisa meliputi gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala seksual, namun tidak semua lelaki mengalaminya. Gejala fisik meliputi penurunan massa otot, penurunan kebugaran dan tenaga, mudah berkeringat, nyeri sendi dan otot.
Gejala psikologis seperti gangguan mood, penurunan fungski kognitif, dan gangguan tidur. Sedangkan gejala seksual meliputi penurunan libido, disfungsi ereksi, ejakulasi dini, penurunan ereksi hingga infertilitas.
"Tapi, walaupun kita (pria) punya gejala ini, kita dibilang andropause syaratnya satu. Yaitu kalau kita periksa darahnya memang kadar testosteronnya rendah," jelas dr. Akmal.
"Jadi bukan tidak mungkin jika pria mengalami gejala-gejala itu, kalau diperiksa testosteronnya tidak rendah, kita tidak memasukkan itu sebagai andropause," tambahnya.
Baca Juga: Gejala Tekanan Darah Tinggi, Ketahui Efeknya pada Kehidupan Seksual!
Dr. Akmal mengatakan, banyak pria tidak masalah dengan kondisi andropause ini, mereka bisa menerima. Namun jika gejala-gejala andropause itu membuat kehidupannya bermasalah, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter dan dilihat kadar testosteronnya.
Untuk mengatasi kondisi andropause, ada beberapa cara yang akan disarankan dokter, antara lain modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan terapi penyakit penyerta.
Selain itu, terapi pengganti testosteron (Testosteron Replacement Therapy/TRT) uga bisa diberikan untuk mengatasi andropause.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025