Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 yang belum menunjukan tanda penurunan kasus harian membuat banyak dokter gigi belum berani membuka praktik.
Terutama dokter senior yang sudah sepuh, yang termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi virus corona.
"Belum ada tanda-tanda COVID-19 di Indonesia mereda. Bahkan angka terkonfirmasi positif masih di atas 3.500 orang setiap harinya. Ini tentu menjadi hal yang mencemaskan bagi kami. Sehingga belum semua rekan-rekan yang berani buka praktik. Terutama yang sudah sepuh karena resiko terpapar cukup tinggi," kata Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. RM Sri Hananto Seno MM Sp. BM., dalam webinar Peringatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Tengah Pandemi, Kamis (12/11/2020).
Kondisi serupa juga terjadi di banyak negara lain yang terdampak Covid-19, lanjut Seno.
Menurutnya, secara global, hanya sekitar 25 persen fasilitas layanan kesehatan gigi dan mulut yang beroperasi di tengah kondisi wabah virus corona.
Sedangkan pelayanan hanya diberikan untuk tindakan dental emergency. Seno menyarankan, bagi masyarakat yang ingin melakukan perawatan gigi rutin sebaiknya memanfaatkan layanan virtual seperti teledentistry.
"Sebenarnya teledentistry ini sudah ada sebelum pandemi merebak. Hanya saja masih belum banyak dilirik. Baru setelah ada pandemi ini, teledentistry mulai dikembangkan lagi," katanya.
Layanan teledentistry dapat diberikan untuk screening pasien sebelum memberikan pelayanan dan memastikan pasien tidak menunggu lama di klinik dengan mengatur jadwal kunjungan.
Seno menjelaskan bahwa periksa rutin secaa teledentistry bisa melalui pesan singkat whatsapp atau pun layanan yang disedikan klinik gigi.
Baca Juga: Arti Mimpi Tumbuh Gigi Baru, Bisa Jadi Tanda Kelahiran
Menurut Seno, sebaiknya tidak perlu lakukan pemeriksaan langsung ke rumah sakit jika tidak dalam kondisi darurat.
"Seperti pendarahan gusi yang terus menerus, bengkak bernanah, sakit yang tidak tertahankan meskipun sudah minum obat, bengkak sampai sulit bernafas, dan sulit membuka mulut, juga kondisi gigi patah dan berdarah," ujarnya.
Berita Terkait
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Bocoran Geng Bridesmaid Pernikahan Taylor Swift dan Travis Kelce: Ada Gigi Hadid dan Selena Gomez
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Bikin Senyum Makin Menawan, Berapa Harga Pasang Veneer Gigi?
-
5 Pasta Gigi Terbaik untuk Memutihkan Gigi, Hasil Cepat dalam 3 Hari
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining