Suara.com - Meski terlihat sepele dan dampaknya tidak langsung dirasakan, polusi udara sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia. Istilah PM 2.5 selalu dijadikan tolak ukur apakah kualitas udara di lingkungan tersebut masuk kategori baik atau buruk. Tapi, apa maksud dari istilah PM 2.5 ini?
PM 2.5 atau particulate matter 2.5, menurut dokter spesialis paru dr. Erlang Samoedro, merupakan sejenis partikel debu di udara yang lebih kecil dari 2.5 mikron atau mikrometer, bahkan ukurannya lebih kecil dari sehelai rambut manusia.
"PM 2.5 itu adalah debu yang sangat kecil sekali, bahkan lebih kecil daripada rambut kita. Jadi kalau kalau dipotong melintang rambut kita, dia masih lebih kecil daripada satu helai rambut, bisa sangat kecil sekali," ujar dr. Erlang dalam acara webinar yang berlangsung Selasa (17/11/2020).
Dr. Erlang menambahkan, karena ukurannya yang sangat kecil ini, menjadikan PM 2.5 ini berbahaya, karena bisa masuk ke tubuh hingga organ terdalam melalui saluran napas, bahkan bisa langsung mencapai ke paru-paru.
Lebih dari itu, PM 2.5 juga bisa menjangkau masuk ke pembuluh darah karena ukurannya yang sangat kecil. Sehingga apabila penumpukan terus terjadi di pembuluh darah, PM 2.5 juga bisa menyebabkan penyakit seperti jantung dan stroke.
Dampak PM 2.5 lainnya adalah debu ini bisa mempengaruhi ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
"Atau pada anak dan ibu hamil, ketika sangat kecil sekali di masuk ke pembuluh darah menyebar ke mana-mana, akibatnya banyak yang terkena, bahkan dia bisa sampai ke janin karena lewat pembuluh darah," jelas dr. Erlang.
"Kalau PM 2.5 menumpuk terus menerus, bisa menyebabkan kanker paru, karena terjadinya peradangan di paru-paru," sambungnya.
Kendati begitu, dr. Erlang memang mengakui jika tubuh manusia memiliki kemampuan otomatis untuk membuang polusi di tubuh seperti PM 2.5. Namun jika jumlahnya terlalu banyak dan terus menerus masuk, maka tubuh akan kewalahan.
Baca Juga: Waduh, Udara Beracun Hantui Penduduk India Pasca Festival Diwali
"Tapi kalau yang masuk banyak, sistem untuk pengeluaran tubuh itu tidak sebanding dengan udara yang masuk," tutur dr. Erlang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan