Suara.com - Sebuah kejadian tidak biasa membingungkan dokter di Italia, yang awalnya mengira seorang pasien mengalami serangan jantung di ruang gawat darurat. Namun ternyata, sang dokter keliru mendiagnosis. Ini semua gara-gara alat EKG atau elektrokardiogram terkecoh akibat keberadaan baterai di dalam tubuh pasien.
Baterai yang mengandung listrik ini menganggu deteksi detak jantung oleh EKG, sehingga dokter mengira pasien mengalami serangan jantung. Setelah dokter mengeluarkan baterai dari tubuh pasien, EKG akhirnya kembali bekerja normal.
Kejadian aneh ini terungkap berdasarkan laporan di jurnal Annals of Internal Medicine, Senin (23/11/2020).
"Jika seseorang menelan satu atau beberapa baterai, elektrokardiogram bisa mendeteksi perubahan infrak miokard atau seperti serangan jantung akut," terang Dr. Guy L. Mintz, Direktur Kesehatan Kardiovaskular dan Lipidologi, Sandra Atlas Bass, Northwell Health, Rumah Sakit Jantung di Manhasset, New York, mengutip Live Science, Selasa (24/11/2020).
Pasien diketahui adalah seorang narapidana berusia 26 tahun, tiba di unit gawat darurat RS Santa Maria Nuova, Florence, Italia, mengeluh sakit perut selama dua jam setelah dengan sengaja menelan baterai AA.
Di rumah sakit, dokter melakukan X-ray, dan melakukan tes EKG untuk merekam akitivitas detak jantung. Hasilnya EKG menunjukkan tanda adanya serangan jantung. EKG hanya menunjukkan bahwa narapidana tersebut mengalami serangan jantung, tapi pasien tidak memiliki riwayat sakit jantung, dan satu-satunya faktor risikonya hanyalah rokok. Ditambah, narapidana itu tidak mengeluh sesak napas, yang umumnya dialami pasien yang alami serangan jantung.
Bahkan kadar troponin atau protein otot jantung, dan tekanan darah selama serangan jantung bekerja normal dan tidak ada masalah.
Fenomena EKG salah deteksi akibat baterai ini bukan kejadian pertama, beberapa kasus pasien yang menelan baterai juga mengalami hal yang sama. Sebelumnya seorang lelaki menelan 6 baterai AAA, dan lelaki lainnya menelan 18 baterai AA.
"Ini informasi tidak biasa yang menarik. Dan saya ragu mayoritas dokter menyadari fenomena ini," terang dr. Mintz.
Baca Juga: Sedang Operasi, Seorang Dokter Bedah Senior di Arab Saudi Meninggal Dunia
Ia pun menyarankan para dokter yang merawat pasien menelan baterai untuk memeriksa tanda biologis fungsi jantung, yaitu kadar troponin sebelum melakukan tes dengan EKG, dan mengeluarkan baterai sesegera mungkin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?