Suara.com - Respons kekebalan atau respons imun yang terkait dengan Covid-19 sangat kompleks. Respons imun ini yang menghasilkan berbagai perbedaan gejala Covid-19, mulai dari mereka yang tanpa gejala, bergejala ringan, gejala parah, hingga gejala jangka panjang.
Untuk lebih memahami hubungan antara respons imun dan gejala Covid-19, para ilmuwan di Universitas Cambridge dan Rumah Sakit Addenbrooke telah merekrut individu yang dites positif SARS-CoV-2 Covid-19. Orang-orang ini berkisar dari petugas perawatan kesehatan tanpa gejala hingga pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi.
Melansir dati Mdlinx, dalam penelitian yang terbit di MedRXiv ini tim menganalisis sampel dari 207 pasien dengan berbagai tingkat keparahan penyakit. Mereka membandingkan sampel dengan yang diambil dari 45 kontrol yang sehat.
Tim menemukan bukti tanggapan kekebalan adaptif awal yang kuat pada individu yang terinfeksi yang Covid-19 tanpa gejala atau sedikit bergejala. Respons imun adaptif adalah saat sistem kekebalan mengidentifikasi infeksi dan kemudian menghasilkan sel T, sel B, dan antibodi khusus untuk virus untuk melawan.
Orang-orang ini menghasilkan komponen kekebalan dalam jumlah yang lebih besar daripada pasien dengan Covid-19 yang lebih parah. Tidak ada peradangan sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan pada banyak organ pada pasien tanpa gejala dan gejala ringan.
Sementara pada pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, respons imun adaptif awal tertunda dan ditemukan kelainan yang parah pada sejumlah subset sel darah putih. Pada kelompok pasien ini juga terdapat bukti peningkatan peradangan.
"Bukti kami menunjukkan bahwa perjalanan menuju Covid-19 yang parah dapat ditetapkan segera setelah infeksi atau paling lambat sekitar waktu mereka mulai menunjukkan gejala," kata Dr. Paul Lyons, rekan penulis senior.
"Penemuan ini dapat memiliki implikasi besar tentang bagaimana penyakit dikelola karena menunjukkan keperluan dalam memulai pengobatan untuk menghentikan sistem kekebalan yang menyebabkan kerusakan sejak dini," imbuhnya.
Studi ini juga menggambarkan kondisi biologis yang mendasari gejala Covid-19 jangka panjang. Tim menemukan bahwa perubahan besar pada banyak jenis sel kekebalan sering bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah infeksi SARS-CoV-2.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Tinggi, Menko PMK: Kita Harus Bersyukur
Beberapa sembuh saat peradangan sistemik sembuh sementara yang lain pulih bahkan saat menghadapi peradangan sistemik yang terjadi terus-menerus. Namun, beberapa populasi sel tetap tidak normal atau hanya menunjukkan pemulihan terbatas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis