Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa kemungkinan gangguan kesehatan mental skizofrenia menjadi faktor tertinggi kedua, setelah faktor usia, dalam tingkat kematian akibat Covid-19.
Berdasarkan analisis terhadap catatan kesehatan dari 260 klinik rawat jalan dan empat rumah sakit di seluruh New York City, Amerika Serikat, pengidap skizofrenia sekitar 2,7 kali lebih mungkin meninggal akibat Covid-19 daripada orang tanpa gangguan mental.
Tetapi, mengapa penyakit mental dikaitkan dengan risiko kematian akibat Covid-19?
"Sesuai perkiraan tetapi juga mengejutkan," kata penulis senior Donald Goff, profesor psikiatri di NYU School of Medicine.
Dilansir Live Science, banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa skizofrenia memperpendek usia hararapn hidup hingga rata-rata 20 tahun, dan banyak yang meninggal lebih awal karena pneumonia serta infeksi virus lainnya.
Ilmuwan menganggap penurunan harapan hidup tersebut disebabkan oleh faktor risiko medis dan perilaku yang biasanya menyertai skizofrenia, seperti obesitas, penyakit jantung, dan merokok.
"Sepertinya ada sesuatu tentang penyakit skizofrenia atau mungkin pengobatan yang menyebabkan mereka berada pada risiko kematian yang sangat tinggi," sambung Goff.
Ia menambahkan, ada temuan bahwa skizofrenia dapat mengubah respon imun dan variasi gen yang mengatur respons tubuh terhadap infeksi.
Beberapa psikiater berspekulasi bahwa skizofrenia dikaitkan dengan aktivasi sistem kekebalan dan molekul pensinyalan pro-inflamasi yang dikenal sebagai sitokin.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Orang Tanpa Gejala Mendominasi di Lampung
Sedangkan penyebab umum kematian Covid-19 adalah reaksi berlebihan dari sitokin tersebut, yang juga dikenal sebagai badai sitokin.
"Mekanisme seperti itu juga dapat berperan dalam skizofrenia dan menjadi penghubung antara skizofrenia dengan risiko fatal Covid-19," tutur Norbert Müller, profesor psikiatri di Universitas Ludwig Maximilian di Munich, Jerman.
Ia melanjutkan bahwa kemungkinan gen yang menginstruksikan dana mengatur respons imun juga bisa berperan.
Goff dan timnya sekarang melakukan lebih banyak penelitian untuk mencari tahu apakah ada alasan biologis mengapa pasien skizofrenia memiliki risiko kematian Covid-19 lebih tinggi.
"Kami pikir penting untuk menyampaikan hal ini kepada orang-orang. Pengidap skizofrenia harus masuk ke orang yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin," tandas Goff.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025