Suara.com - Bukti ilmiah selama puluhan tahun menunjukkan bahwa tidur merupakan cara yang kuat untuk meningkatkan sistem kekebalan terhadap flu, influenza, dan infeksi saluran pernapasan.
Ilmuwan memperkirakan bahwa ini juga berlaku untuk virus corona Covid-19. Tidur juga disebut dapat meningkatkan efektivitas vaksin.
"Kami memiliki banyak bukti jika Anda memiliki waktu tidur yang cukup, Anda pasti dapat membantu mencegah atau melawan segala jenis infeksi," kata Monika Haack, psikoneuroimunologi dari Harvard Medical School di Boston, Inggris.
Dalam sejumlah penelitian, orang dengan gangguan tidur yang hanya istirahat kurang dari lima atau enam jam setiap malamnya tercatat lebih rentan terhadap penyakit pernapasan, pilek, dan penyakit terkait lainnya.
Namun, meski sudah diketahui bahwa tidur dapat melawan infeksi, ilmuwan belum begitu yakin dengan bagaimana hal itu bisa terjadi.
"Kami tahu bahwa Anda perlu tidur untuk melawan infeksi. Tapi bagaimana cara kerjanya, saya pikir masih banyak penelitian yang harus dilakukan," sambung Haack, dilansir National Geographic.
Dalam sebuah studi tahun 2019, Haack dan rekannya membuat daftar lebih dari 36 daftar cara bagaimana perubahan tidur memengaruhi sistem kekebalan.
Salah satunya pada sel T, bagian dari sistem kekebalan dan sering digambarkan sebagai tentara yang melawan infeksi.
Selama tidur, sel T biasanya keluar dari darah dan kemungkinan besar masuk ke kelenjar getah bening (tempat sel T 'mengawasi' patogen yang menyerang tubuh).
Baca Juga: Tambah 14.518 Kasus Baru, Jumlah Positif Covid-19 RI 1.066.313 Orang
Tapi hanya dengan satu malam kurang tidur, sudah dapat membuat sel T kurang dapat mempelajari dan menanggapi virus atau patogen lain yang menyerang.
Sedangkan saat tidur benar-benar tidak tidur, sel T menjadi kurang berinteraksi dengan sel yang terinfeksi, mengurangi kekuatannya dalam melawan infeksi.
Para peneliti di Walter Reed, UCSF, dan lembaga lain sekarang sedang mengalisis banyak data untuk menghubungkan tidur dengan risiko Covid-19.
Belum ada yang dipublikasikan, tetapi Haack mengatakan mereka telah meninjau beberapa studi yang akan datang tentang topik tersebut.
Namun yang perlu diingat, tidur bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi kerentanan terhadap penyakit. Olahraga, dukungan sosial, tingkat stres, merokok, konsulsi alkohol, juga menjadi faktornya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa