Suara.com - China sebagai negara pertama yang dilanda wabah virus corona telah mampu menekan angka penularan sejak April 2020 akibat lockdown ketat. Sampai saat ini, total kasus Covid-19 di China tercatat 89.619 kasus. Namun, dalam laporan yang beredar di sejumlah media setempat, Kamis (4/2/2021), Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular China (CCDC) menyebutkan bahwa selama April-Oktober 2020, proporsi silent carrier Covid-19 makin banyak.
Lebih dari separuh pendatang di China, baik warga negara setempat yang pulang kampung maupun warga negara asing yang kembali, termasuk kategori orang tanpa gejala Covid-19 yang bisa menularkan kepada banyak orang lain atau silent carrier.
Beberapa penyumbang silent carrier terbesar adalah Filipina, Rusia, Singapura, dan Amerika Serikat.
Laporan yang berjudul "Infeksi Tanpa Gejala SARS-CoV-2 di antara Orang-orang yang Memasuki China pada 16 April hingga 12 Oktober 2020" mencatat 19,4 juta orang pendatang yang menjalani tes usap.
Dari jumlah itu, 3.103 orang hasil tesnya dinyatakan positif. Sebesar 51,9 persen atau 1.612 orang yang positif merupakan orang tanpa gejala bahkan hingga memasuki hari ke-13 masa karantina.
Orang yang baru datang dari Filipina menjadi penyumbang kasus positif terbesar di China, yakni mencapai 16,1 persen. Disusul kemudian dari Rusia, Singapura, dan Amerika.
Keempat negara tersebut telah menyumbangkan 43,7 persen orang yang masuk China hasil tes usapnya positif, demikian dilansir dari Global Times seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, portal berita OneTube melaporkan beberapa kasus tanpa gejala bagi pendatang di beberapa daerah.
Seperti di Kota Yiwu, Provinsi Zhejiang, pada 16 Januari 2021, seseorang yang baru datang dari Mesir hasil tesnya positif. Padahal tiga kali tes selama masa karantina di Chengdu, Provinsi Sichuan, hasilnya negatif.
Baca Juga: Viral Video Orang Berjalan Ngangkang setelah Swab Anal, China Membantahnya
Ada juga seorang perempuan yang baru datang dari Indonesia hasil tesnya positif ketika tiba di kampung halamannya di Yuncheng, Provinsi Shanxi, pada 26 Januari 2021, meskipun selama karantina di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi, beberapa kali hasil tesnya negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif