Suara.com - Sekelompok ilmuwan dan profesional kesehatan dari Project TENDR mengatakan bahan kimia sintetis yang disebut ftalat dalam plastik dapat merusak perkembangan otak anak. Karenanya, mereka meminta larangan penggunaan bahan kimia tersebut.
Project TENDR (Targeting Environmental Neuro-Development Risks) merupakan kumpulan ilmuwan sukarelawan, profesional kesehatan dan pembela anak yang bekerja untuk mempelajari dan mengurangi paparan bahan kimia neurotoksik dan polutan pada anak-anak.
"Kami memiliki cukup bukti tentang dampak bahan kimia ini pada risiko gangguan perhatian, pembelajaran, dan perilaku anak," kata Stephanie Engel, profesor epidemiologi di University of North Carolina, Chapel Hill Gillings School of Global Public Health.
Ahli toksikologi Linda Birnbaum berharap makalah yang mereka susun dan terbit dalam American Journal of Public Health pekan ini menjadi seruan dalam memahami paparan ftalat sejak dini yang dapat memengaruhi anak-anak, lapor CNN.
Makalah ini berisi hubungan antara paparan ftalat pada ibu hamil dengan risiko hiperaktif, agresi, pembangkangan, dan tanda lain dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak mereka kelak.
Misalnya, satu studi yang dicantumkan dalam makalah menemukan anak-anak dari ibu dengan kadar ftalat tinggi dalam urine selama trimester kedua berisiko tiga kali lipat melahirkan anak dengan ADHD.
Ftalat merupakan bahan kimia yang sering kita temui dalam keseharian untuk membuat plastik lebih fleksibel dan tidak mudah pecah.
Tidak hanya dalam bahan plastik, ftalat juga ada dalam produk pakaian, furnitur, tirai kamar mandi, sampo, sabun, hingga cat kuku. Bahan kimia ini harus dicantumkan dalam label produk, kecuali jika ditambahkan sebagai bagian dari aroma.
Beberapa studi telah menghubungkan ftalat dengan risiko obesitas pada masa kanak-kanak, asma, masalah jantung, kanker, dan masalah reproduksi seperti malformasi genital atau testis yang tidak turun pada bayi laki-laki.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Beda Anak Aktif, Hiperaktif, dan ADHD
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!