Suara.com - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Spa(K), MTropPaed, menyebut bahwa KIPI selama proses vaksinasi Covid-19 hanya 5 kasus per 10 ribu suntikan dengan gejala yang ringan.
Dikatakan Hindra bahwa gejala yang dialami oleh peserta vaksinasi kebanyakan tidak serius, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar. Gejala-gejala tersebut bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan dalam kurun waktu satu hingga dua hari.
Dalam konferensi pers secara daring, Senin (23/2/2021), menurut Hindra, KIPI tersebut dialami karena kecemasan orang yang divaksinasi. Sebanyak 64 persen dari orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami immunization stress related response, yaitu kecemasan yang terjadi pada seseorang dan menimbulkan gejala pada tubuhnya. Namun, hal tersebut sebenarnya bukan akibat dari kandungan vaksin Covid-19, melainkan dari kecemasan diri sendiri.
Selain kasus KIPI ringan, ada juga KIPI dengan gejala serius dengan jumlah yang lebih sedikit.
"Yang serius 42 per satu juta kasus," kata Hindra, seperti dikutip dari Antara. Yaitu dengan gejala seperti mual muntah, pingsan sekejap, dan gerakan aneh seperti lumpuh.
Peserta vaksinasi dengan KIPI gejala serius tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan medis seperti rontgen, CT scan, dan lainnya. Namun seluruhnya menunjukkan hasil yang normal. Dan Hindra menyebut, sehari hingga dua hari kemudian, peserta vaksinasi tersebut kembali sehat seperti biasa.
Dari beberapa laporan dan kajian yang masuk dari 22 provinsi Indonesia, Komnas KIPI menyimpulkan gejala KIPI yang terjadi pada peserta vaksinasi Covid-19 di Indonesia sama seperti di negara lain, yaitu gejala ringan dan proporsional.
"Dengan demikian kita rekomendasikan vaksin tersebut aman dan bisa digunakan untuk program vaksinasi nasional," tutup Hindra.
Baca Juga: Tantangan Gibran, Kota Solo Butuh Lebih Banyak Vaksin Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis