Suara.com - Pola makan termasuk faktor utama seseorang alami obesitas. Kebiasaan makan terlalu banyak dan kurang gerak berisiko menyebabkan seseorang alami berat badan berlebih.
Menurut Ketua umum Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DR. dr. Nurpudji Taslim. Sp.KG.(K), MPH., pola makan masyarakat Indonesia juga telah berubah jadi lebih gemar konsumsi makanan cepat saji. Kebiasaan itu tentu berisiko sebabkan prevalensi kasus obesitas makin banyak.
"Pola makan masyarakat kita sudah berubah, dari makanan rumahan menjadi makanan siap saji. Dahulu kita punya waktu banyak untuk mengolah makanan, tapi saat ini kita dituntut untuk memutar ekonomi juga dengan pekerjaan waktu lebih banyak di luar. Di samping itu juga menjamurnya restoran cepat saji," kata dokter Pudji dalam webinar perayaan Hari Obesitas Dunia, Rabu (3/3/2021).
Ia mengatakan bahwa kebanyakan makanan cepat terlalu tinggi garam, gula, dan lemak. Ketiga kandungan itu yang paling cepat membuat kenaikan berat badan. Terlebih sejak pandemi Covid-19 di mana banyak kegiatan dilakukan dari rumah juga didukung kemudahan membeli makanan secara daring.
Doktet Pudji mengatakan, kemudahan layanan tersebut yang membuat banyak orang jadi lebih banyak makan tetapi kurang bergerak.
"Semua dari rumah, semua duduk. Sambil duduk bisa makan, jadi dengan sendirinya kegiatan secara fisik sudah nggak ada lagi. Banyak makanan yang masuk sedikit yang keluar," ucapnya.
Selain itu, kurangnya konsumsi makan sayur dan buah juga turut menjadi faktor risiko. Dokter Pudji mengingatkan bahwa kebiasaan itu rentan dialami sejak anak-anak, remaja, hingga dewasa.
"Penelitian menunjukan obesitas paling banyak terjadi pada usia 30 tahun ke atas," ucapnya.
Bukan sekadar kondisi fisik, obesitas telah termasuk dalam penyakit kronis. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa jumlah orang yang mengalami obesitas terus meningkat sejak 2007.
Baca Juga: Kemenkes: Obesitas di Indonesia Melonjak dan Mengkhawatirkan
Pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi obesitas sebanyak 11,1 persen. Kemudian naik pada Riskesdas 2013 sekitar 26,3 persen. Riskesdas terakhir pada 2018 prevalensi obesitas telah mencapai 35 persen.
"Jadi kalau hitung-hitungan sekitar 70 juta jiwa. Artinya satu dari tiga orang Indonesia yang dewasa mengalami obesitas," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes.
Dokter Cut menyampaikan bahwa separuh jumlah obesitas dialami oleh perempuan, seperempat prevalensinya laki-laki, dan sisanya anak-anak.
"Terbanyak adalah perempuan 44,4 persen dan laki-laki itu 26,6 persen. Kalau dilihat secara provinsi itu tertinggi ada di provinsi Sulawesi Utara," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
-
Investasi Paling Mahal Itu Kesehatan! Dokter Tirta Ingatkan Pola Makan Seimbang
-
Wajib Sarapan? Ah, Bohong! Ini Kata Ilmuwan Soal Jam Makan Terbaik Versi Kamu
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar