Suara.com - Otoritas kesehatan di Denmark, Norwegia dan Islandia pada hari Kamis menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca setelah laporan pembekuan darah di antara beberapa orang yang telah menerima inokulasi.
Otoritas Kesehatan Denmark pada Kamis menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca selama 14 hari.
Ini mengikuti laporan dari "kasus serius pembekuan darah di antara orang yang divaksinasi," sebuah pernyataan berbunyi. Demikian seperti dilansir dari DW.
Namun, otoritas tidak mengatakan ada hubungan langsung antara vaksin dan pembekuan darah, pada saat ini.
"Saat ini tidak mungkin untuk menyimpulkan apakah ada kaitannya. Kami bertindak lebih awal, itu perlu diselidiki secara menyeluruh," kata Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke di Twitter.
Polly Roy, ahli virus di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan kepada DW bahwa dia yakin penggumpalan itu, "mungkin bukan karena vaksin itu sendiri."
"Mungkin mereka punya masalah mendasar," kata Roy.
Tak lama setelah pengumuman Denmark, Islandia dan Norwegia mengikuti dan berhenti memberikan vaksin.
Italia juga bergerak pada hari Kamis untuk melarang gelombang vaksin Covid-19 AstraZeneca menyusul laporan "dari beberapa efek samping yang serius." Regulator obat negara itu menekankan, bahwa saat ini tidak ada hubungan yang pasti antara dugaan efek samping dan pemberian dosis.
Baca Juga: Orang Ini Disuntik Vaksin COVID-19 AstraZeneca Meninggal Dunia
Badan Obat Denmark mengatakan telah meluncurkan penyelidikan terhadap vaksin tersebut.
Penyelidikan sedang dilakukan oleh lembaga terkait di negara-negara Uni Eropa lainnya serta Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency / EMA).
EMA bertanggung jawab atas evaluasi dan pengawasan produk obat-obatan di 27 negara anggota UE.
"Kami dan Badan Obat-obatan Denmark harus menanggapi laporan kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark dan negara-negara Eropa lainnya," kata direktur Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam sebuah pernyataan.
AstraZeneca mengatakan suntikannya tunduk pada kontrol kualitas yang ketat dan ketat, menambahkan bahwa "tidak ada kejadian buruk serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin."
"Saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi menyebabkan kondisi ini, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin ini," kata EMA dalam sebuah pernyataan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah