Suara.com - Hingga kini program vaksinasi Covid-19 masih terus berlangsung di Indonesia. Meski sejumlah antusias dengan vaksinasi, namun masih ada juga yang ragu.
Beberapa terus bertanya-tanya apakah mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin jika mereka pernah terkena infeksi Covid-19 di masa lalu, yang tentunya menjadi perhatian.
Tetapi untuk menjawabnya, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang yang sebelumnya tertular virus juga harus divaksinasi.
Mengingat bahwa setiap orang tua atau muda rentan terhadap virus corona yang mematikan, mereka termasuk dalam kriteria kelayakan harus divaksinasi.
Meskipun Anda mungkin tidak merasa perlu untuk divaksinasi mengingat Anda masih muda dan tidak memiliki penyakit penyerta sebelumnya, namun, penting untuk melindungi mereka yang paling rentan di komunitas dan itu hanya dapat dicapai melalui vaksinasi massal.
Tapi bagaimana jika Anda sudah pernah tertular Covid-19? Haruskah Anda mengambil vaksin?
Banyak yang masih bingung apakah mereka dapat menggunakan vaksin Covid-19 jika mereka pernah terinfeksi virus corona sebelumnya.
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, sangat penting bahwa orang yang pernah tertular virus di masa lalu harus divaksinasi dalam hal apa pun.
Studi tersebut mengamati data sekitar 4 juta orang yang telah melakukan beberapa tes Covid-19 untuk melihat apakah mereka terinfeksi virus corona dan apakah mereka rentan terhadap infeksi ulang.
Baca Juga: 5.5 Juta Orang Sudah Jalani Vaksinasi Covid-19
Meski 2 persen dari lebih dari 530.000 orang dinyatakan positif terkena virus, 0,65 persen dinyatakan positif lagi akhir tahun itu, dibandingkan dengan 3,3 persen dari mereka yang dites negatif selama gelombang pertama. Itu menunjukkan bahwa orang yang sudah tertular virus memiliki perlindungan 80 persen terhadap infeksi ulang.
Namun, tingkat perlindungan turun drastis menjadi 47 persen untuk orang yang berusia di atas 65 tahun.
Studi yang menemukan risiko tinggi infeksi ulang pada orang yang berusia di atas 65 tahun, menunjukkan bahwa meskipun seseorang telah tertular virus di masa lalu, tetap penting untuk mendapatkan vaksinasi sendiri, karena perlindungan mereka dari infeksi alami mungkin tidak cukup dengan sendirinya.
Menurut ketua peneliti Steen Ethelberg, "Mereka perlu berhati-hati, dan tidak boleh percaya bahwa mereka kebal dan masih melindungi diri mereka sendiri." "Sudah diketahui umum bahwa infeksi virus corona tidak menyebabkan kekebalan 100 persen," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial