Suara.com - Saat tertidur banyak orang seringkali terbangun karena merasa sesak napas. Tentunya kondisi ini menjadi kekhawatiran tersendiri.
Terlebih sesak napas seringkali dikaitkan dengan penyakit berbahaya seperti jantung. Salah satunya seperti pengguna dengan nama Yusnida, yang bertanya lewat situs smarterhealth.
Dalam pertanyaannya, ia mengutarakan bahwa sudah sekitar 3 bulan sang ibu mengali bengkak di bagian kaki dan perutnya membesar.
"Saat tertidur, beliau sering mengeluh sesak nafas. Setelah konsultasi dengan Dokter, Ibu saya di diagnosa Gagal jantung kongestif. Pertanyaanya apakah itu berbahaya dan bisakah ibu saya sembuh jika sudah terdiagnosa itu?" tanya dia dalam kolom konsultasi.
Menanggapi hal tersebut, dr. Lee Li Ching, dokter jantung di HSC Medical Centre, klinik jantung terkemuka di Kuala Lumpur, Malaysia, memberikan penjelasannya. Menurutnya, ada beberapa penyebab gagal jantung kongestif, misalnya penyumbatan pembuluh darah, masalah katup jantung, masalah tiroid, tekanan darah tinggi, dan banyak lagi.
"Penting untuk mengetahui penyebabnya sebelum memutuskan pengobatan yang harus dilakukan. Tapi untuk saat ini, kita bisa atasi gejalanya, seperti masalah pernapasan, dengan beberapa obat untuk mengurangi kelebihan air dalam tubuh," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, penting juga untuk mendeteksi apakah ada masalah lain seperti gagal ginjal atau gagal hati, yang bisa menyebabkan kelebihan cairan juga.
Seperti diketahu, beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung di antaranya termasuk gaya hidup yang tak sehat, pola makan sembarangan hingga meningkatkan kolesterol darah, tekanan darah tinggi, sering merokok, dan obesitas, serta jarangnya berolahraga.
Baca Juga: Ngeri Banget, Ini Risiko Keseringan Makan Daging Merah
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar