Suara.com - Efek samping setelah suntik vaksin Covid-19 adalah hal yang wajar terjadi sebagai respons kekebalan membentuk antibodi. Adapun efek samping suntik vaksin Covid-19 yang paling umum berupa demam, kelelahan dan sakit kepala ringan.
Tapi dilansir dari Express, sebuah studi di JAMA Dermatology telah menghubungkan suntikan vaksin Pfizer dan Moderna dengan efek samping baru yang berupa reaksi kulit.
Studi ini menekankan bahwa reaksi kulit sebagai efek samping vaksin Pfizer ini tergolong jarang terjadi dan biasanya tak perlu dikhawatirkan. Studi ini juga meneliti dampak vaksin Moderna dan Pfizer, sehingga menemukan 4 reaksi utama setelah suntik kedua vaksin Covid-19 tersebut.
Adapun efek samping yang paling umum setelah suntik vaksin Pfizer dan Moderna adalah ruam dan gatal di tempat suntikan. Beberapa pasien juga melaporkan gatal-gatal dan ruam yang menonjol menyebar di seluruh tubuh.
Selain itu, ada pula pasien yang mengalami pembengkakan atau angioderma yang juga bisa disebut pembengkakan jaringan di bawah kulit setelah suntik vaksin Pfizer dan Moderna.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli alergi di Rumah Sakit Umum Massachusett menyimpulkan bahwa reaksi kulit setelah suntik vaksin Pfizer dan Moderna ini cukup jarang terjadi. Hanya 2 persen dari 49.197 orang mengalami reaksi kulit ini setelah vaksinasi.
Studi ini juga menemukan pria lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami reaksi kulit setelah suntik vaksin Pfizer atau Moderna, dibandingkan dengan wanita.
Sekitar 85 persen wanita melaporkan reaksi kulit setelah suntik vaksin Pfizer maupun Moderna. Sedangkan pria, hanya ada 15 persen orang yang mengalaminya.
Ahli alergi juga mengalami bahwa beberapa pasien yang mengalami reaksi kulit ini setelah suntikan pertama vaksin Pfizer atau Moderna tidak akan mengalaminya lagi pada suntikan kedua.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Virus Corona di Jawa Tinggi, 846 Dokter Jateng Positif Covid-19
Sekitar 8 dari 10 orang atau 83 persen orang yang pertama kali mengalami gatal dan ruam setelah suntikan pertama vaksin Pfizer dan Moderna mengalami masalah lebih lanjut.
Penulis utama Lacey B. Robinson, MD, MPH, seorang ahli alergi dan peneliti di MGH, mengatakan reaksi kulit setelah suntikan pertama vaksin Pfizer dan Moderna ini tidak boleh dijadikan alasan untuk menghindari suntikan kedua vaksin Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!