Suara.com - Era teknologi membuat ponsel atau gadget seolah menjadi kebutuhan yang sulit dilepaskan. Bukan hanya orang dewasa bahkan juga anak-anak.
Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah Meriyati M.Psi., mengatakan bahwa pola asuh digital bukan sekadar orangtua memfasilitasi kebutuhan teknologi bagi anak. Ia mengingatkan bahwa peran orangtua harus tetap hadir, baik fisik juga psikis, bagi anak.
"Pengasuhan digital tidak hanya sebatas dialog dan pemasangan fitur-fitur parenting control. Namun tetap diperlukan pendampingan secara psikologis untuk anak dan remaja yang berkaitan dengan teknologi dan internet," jelas Meriyati dalam webinar RSPI Jakarta, Selasa (29/6/2021).
Ia membagikan tips pola asuh digital bagi orangtua pertama adalah dengan membuat jadwal anak bermain gawai. Meriyati mengingatkan, jangan karena beraktivitas di rumah sehingga anak selalu diberikan gawai.
Peran orangtua justru memberikan anak berbagai aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukannya sambil belajar dari rumah.
"Semakin lama anak terpapar dengan screen, kemungkinan dia untuk kecanduan gadget akan semakin tinggi. Buat jadwal dan beri batasan screen time. Kalau menurut Ikatan Dokter anak Indonesia dan juga WHO, umur anak 0 sampai 2 tahun sama sekali tidak boleh diberikan screen, tidak boleh terpapar dengan gadget tetapi untuk video call saja boleh. Mungkin orangtuanya jauh, kakek-neneknya jauh," paparnya.
Sementara untuk anak 3 sampai 5 tahun, hanya boleh melihat layar gawai selama 1 jam perhari. Satu jam tersebut tidak disarankan dilakukan dalam satu waktu. Tetapi diberi jeda, misalnya setiap 30 menit.
Selama waktu jeda, Meriyati menyarankan agar orangtua mengajak anak berkegiatan lain di rumah. Seperti melihat tanaman ataupun bermain dengan kakak atau adiknya.
Kemudian usia 5 sampai 7 tahun waktu screen bertambah jadi 1,5 jam perhari. Dan untuk anak di atas 10 tahun maksimal 2 jam perhari. Jadwal penggunaan layar itu perlu diberikan kepada anak agar mereka juga tidak ketergantungan dengan gawai.
Baca Juga: Orangtua Perlu Waspada! Kenali 5 Ciri Anak Kecanduan Gadget
"Tips kedua, perlu ada aturan rutinitas. Rutinitas sebelum covid tetap dilakukan. Bangun tidur jam berapa, setelah itu melakukan apa itu tetap dilakukan. Tujuannya supaya nanti kegiatan offline lagi bisa terbiasa. Kebiasaan baik harus terus dilatih. Kalau bangun pagi tetap bangun pagi," ucapnya.
Bantu anak lakukan kegiatan yang menjadi hobinya, lanjut Meriyani. Jika orangtua belum tahu apa yang menjadi kesenangan anak, ia menyarankan agar orangtua langsung memperlihatkan aktivitas tertentu kepada anak.
"Kita arahkan saja, beri sesuatu nanti anak akan mengikuti, terbiasa. Kalau cuma nanya 'mau nggak main ini', anak enggak ada bayangan karena tidak melihat langsung. Jadi langsung kasih saja," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?