Suara.com - Penggunaan obat ivermectin bagi pasien Covid-19 telah diizinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), tetapi untuk kepentingan uji klinik. Guru besar Fakultas Kedokteran Indonesia dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD., mengingatkan bahwa hingga saat ini status ivermectin masuk sebagai obat cacingan.
Sehingga, ia mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi ivermectin sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan Covid-19 secara mandiri.
"Penting harus diketahui masyarakat, ini (ivermectin) adalah sejatinya saat ini masih kita sebut sebagai obat cacing. Masyarakat jangan terburu-buru untuk membeli obat ini apabila tujuannya untuk pencegahan bahkan mengobati Covid-19. Tapi kalau masyarakat ingin mengonsumsi sebagai obat cacing silakan, tidak ada masalah," ucap dokter Ari dikutip dari video pada kanal YouTube pribadinya, Rabu (30/6/2021).
Dokter Ari menambahkan, obat ivermectin terbukti ampuh membunuh Covid-19 berdasarkan hasil penelitian in vitro atau studi di tingkat sel.
"Kalau kita kenal istilahnya baru praklinik belum uji klinik. Di situ disebutkan bahwa memang bisa menghambat kerja virus SARS cov-2. Tapi in virto ini kita belum tahu berapa dosis yang tepat untuk digunakan ketika pada hewan atau manusia ketika mengalami infeksi Covid-19," ujarnya.
Ia menjelaskan, sebagai obat cacing, ivermectin biasanya dikonsumsi dalam bentuk dosis tunggal. Artinya, bukan obat yang dikonsumsi setiap hari dalam beberapa waktu. Cara kerja obat itu juga langsung menyasar pada cacing yang berada di saluran cerna.
"Artinya dia bekerja secara lokal. Kita tahu cacing ada di saluran pencernaan, ketika kontak dengan obat maka cacing akan mati. Itu juga digunakan untuk parasit lain," jelas dokter Ari.
Sebelum mengonsumsinya untuk kepentingan pengobatan atau pencegahan Covid, dokter Ari mengingatkan ada sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan ivermectin. Beberapa di antaranya seperti rasa mual, nyeri ulu hati, diare, hingga sakit kepala.
"Kalau dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan jangka pendek tentu yang paling terganggu adalah liver. Jadi bisa menyebabkan kerusakan liver," pungkasnya.
Baca Juga: Ternyata Hoaks! Prabowo Bantah Rutin Minum Obat Cacing Ivermectin untuk Tangkal Covid
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?