Suara.com - Dari semua jenis vaksin Covid-19, merek AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer kerap menjadi sorotan karena menggunakan teknologi atau metode baru untuk pengembangannya
Lantas, tidak sedikit yang bertanya apa persamaan dan perbedaan vaksin AstraZeneca, vaksin Pfizer dan vaksin Moderna?
Peneliti vaksin Covid-19 AstraZeneca, sekaligus mahasiswa program doktor Oxford University asal Indonesia, Indra Rudiansyah menjelaskan ketiga vaksin ini memiliki target yang sama, yaitu memasukan protein yang dibentuk sedemikian rupa menjadi sebuah DNA.
Protein yang berbentuk DNA ini nantinya akan dimasukan ke dalam tubuh, yang dikenali tubuh sebagai benda asing berupa virus sehingga membentuk antibodi untuk melawan virus tersebut.
"Teknologinya dari vaksin Pfizer, Moderna dan AstraZeneca persamaannya itu, ketiga vaksin tersebut sama-sama menargetkan hanya protein tertentu dari virusnya," ujar Indra saat berbincang dengan media beberapa waktu lalu.
DNA protein yang dimasukkan ini, menurut Indra seumpama cetak biru atau informasi analisis agar sistem kekebalan tubuh mengerti akan keberadaan virus SARS CoV 2, sehingga menyiapkan strategi untuk melawannya.
Sedangkan perbedaan antara ketiga vaksin tersebut ada pada jenis zat atau media pengantar DNA protein yang dimasukkan.
Lelaki lulusan S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan vaksin AstraZeneca menggunakan virus yang sudah diatur dan dimodifikasi sedemikian rupa atau dikenal dengan viral vector, guna mengantarkan informasi ke tubuh untuk merangsang sistem imun.
"Jadi tadi si cetak birunya atau material genetiknya untuk memproduksi proteinnya tadi itu dimasukan ke dalam virus yang lebih aman yang dia bisa masuk ke dalam tubuh masuk kedalam sel, tapi tidak bisa menyebabkan penyakit," jelasnya.
Baca Juga: Google: Jenis Vaksin Covid-19 dan Durasi PPKM Paling Banyak Dicari Warganet Indonesia
Sedangkan untuk vaksin Pfizer dan Moderna tidak menggunakan viral vector, tapi menggunakan sejenis kendaraan yang disebut dengan mRNA sebagai media tempat membawa DNA protein virus masuk dan membaur ke tubuh.
"Jadi lebih ke arah buat metode transportasi atau teknologi yang berbeda antara ketiga vaksin itu," pungkas Indra.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis