Suara.com - Virus corona atau covid-19 bermutasi dan menjadi momok bagi kehidupan masyarakat dari pertengahan tahun 2019 sampai pertengahan 2021 ini. Terbaru, muncul virus corona varian delta dan varian delta plus. Apa beda virus corona varian delta dengan delta plus?
Mutasi virus corona menghasilkan varian-varian baru yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Termasuk diantaranya adalah covid-19 varian delta dengan varian delta plus. Beda virus corona varian delta dengan delta plus telah dijelaskan WHO sebagai berikut ini.
Dikutip dari tayangan video WHO di Twitter, beda virus corona varian delta dengan delta plus adalah:
Virus Corona Varian Delta
- Pertama kali terdeteksi di India
- Tercipta oleh gabungan mutasi
- Dua kali lebih menular daripada virus aslinya
- Memperburuk kekebalan tubuh pasien
- Gejala yang terkait varian delta meliputi: sakit perut, hilang selera makan, muntah, mual, nyeri sendi, dan gangguan pendengaran.
Virus Corona Varian Delta Plus
- Varian delta yang mengalami mutasi lebih lanjut
- Mutasi yang sama ditemukan pada varian Beta dan varian Gamma
WHO menyatakan, varian Delta plus diperkirakan belum tersebar di banyak negara. Kemampuan menyebar lebih cepat oleh varian Delta plus terjadi akibat adanya mutasi pada protein virus.
Sejauh ini sudah ada 11 varian virus corona yang berhasil diidentifikasi dan diberi nama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kesebelas varian itu diberi nama sesuai alfabet Yunani, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Lambda.
Apa yang Membuat Varian Delta Lebih Berbahaya?
Menurut beberapa penelitian virus covid-19 varian delta ini memiliki karakteristik yang lebih tanggap dan cepat dibandingkan dengan varian lainnya. Hal ini terbukti dengan adanya catatan ilmuwan di China yang menemukan covid-19 varian delta memiliki viral load hingga 1.260 kali lebih tinggi.
Baca Juga: Waspada, COVID-19 Varian Delta Tersebar Hampir di Seluruh Wilayah Indonesia
Angka itu berarti, mutasi virus covid-19 varian delta dapat membuat lebih banyak salinan dirinya di dalam tubuh orang yang terjangkit pada level yang lebih cepat.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, galur virus corona varian Delta ini 50 persen lebih menular dibandingkan versi virus corona awal yang pertama kali menginfeksi orang di akhir tahun 2019.
Dilansir dari CNN, Jumat (23/7/2021), penyebaran varian Delta sekitar 55 persen lebih cepat dibandingkan galur virus corona varian Alpha, yang pertama kali teridentifikasi di Kent, Inggris pada akhir tahun 2020.
Menurut CDC, saat ini, Covid-19 varian Delta yang lebih menular ini telah mencakup 83 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
Atas beberapa temuan di berbagai negara inilah, para pakar kesehatan di seluruh dunia sepakat bahwa faktor kunci dari lonjakan gelombang Covid-19 saat ini adalah varian Delta yang sangat menular.
Adapun cara antisipasi yang lebih disarankan oleh WHO, yakni melakukan vaksinasi. Untuk melakukannya anda cukup mengikuti beberapa program-program vaksin covid-19 yang sudah disiapkan oleh pemerintah maupun swasta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar