Suara.com - Sejak 2014 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menerbitkan pedoman gizi seimbang, yang di dalamnya mengandung aturan zat gizi yang harus dikonsumsi setiap harinya.
Sayangnya, banyak masyarakat yang belum memahami apa yang dimaksud zat gizi dan apa saja yang harus dikonsumsi, agar pedoman gizi seimbang terpenuhi.
Mengutip panduan Penilaian Status Gizi Kemenkes edisi 2017, zat gizi adalah zat atau nutrien yang terdapat dalam makanan dan sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme tubuh.
Metabolisme tubuh dimulai dari proses pencernaan, penyerapan makanan dalam usus halus, transportasi oleh darah untuk mencapai target dan menghasilkan energi, pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, proses biologis, penyembuhan penyakit, dan daya tahan tubuh.
Sedangkan gizi atau nutrisi adalah keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dari makanan dengan zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan proses metabolisme tubuh. Kesimpulannya gizi terdiri dari sekumpulan zat gizi yang terkait satu sama lain.
Sehingga zat gizi dan gizi adalah dua hal yang berbeda. Zat gizi yakni satuan zat yang terkandung dalam makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, omega 3, kalium, sodium, zinc, antioksidan dan sebagainya.
Itulah kenapa dalam satu makanan bisa terkandung puluhan zat gizi, yang bisa memenuhi kebutuhan zat gizi manusia setiap harinya. Zat gizi biasanya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu makronutrien, mikronutrien, dan fitonutrien.
Makronutrien sering juga disebut sebagai zat gizi penghasil energi dalam bentuk kalori, contohnya kabohidrat dari nasi, kentang, buah, susu, dan gula. Asupan kalori atau sumber energi harian manusia 45 hingga 65 persen diperoleh dari karbohidrat.
Protein juga masuk dalam zat gizi makronutrien, ada di daging, unggas, ikan, pengganti daging, keju, susu, dan kacang-kacangan. Asupan kalori atau sumber energi harian manusia 10 hingga 35 persen diperoleh dari protein.
Baca Juga: 1.146 Varian Covid-19 Berbahaya Sudah Terdeteksi di Indonesia, Paling Banyak Delta
Lalu, lemak juga masuk dalam zat gizi makronutrien, ada di kacang-kacangan, telur, susu, dan minyak. Lemak jadi sumber energi manusia sebanyak 20 hingga 35 persen.
Selanjutnya, jenis zat gizi makronutrien ialah komponen nutrisi yang berasal dari vitamin dan mineral. Meliputi vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, kalsium, magnesium, potasium, fluorida, yodium, dan zat besi.
Porsi jenis zat gizi ini tidak memerlukan jumlah yang banyak seperti makronutrien, tapi keberadaanya sangat penting untuk meningkatkan metabolisme dan kesehatan tubuh.
Terakhir, jenis zat gizi fitonutrien yang hanya bisa ditemukan dalam buah, sayur, kacang-kacangan dan rerempahan sebagai sumber antioksidan yang bisa memperbaiki dan meregenerasi sel mati, sehingga sel bisa terus lahir dan diperbaharui.
Apabila puluhan bahkan ratusan zat gizi ini berhasil dikonsumsi setiap harinya, dengan jumlah yang pas dan sesuai porsi yang dibutuhkan tubuh, maka tercipta yang namanya gizi seimbang, dan metabolisme tubuh akan meningkat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat