Health / Konsultasi
Kamis, 18 Desember 2025 | 11:04 WIB
Ilustrasi air minum distilasi (Pexels/LisaFotios)
Baca 10 detik
    • Banyak sumber air tampak jernih namun berisiko mengandung bakteri, logam berat, dan zat kimia berbahaya.
    • Air minum berkualitas penting untuk mencegah dehidrasi dan melindungi fungsi organ vital seperti ginjal.
    • Proses distilasi mampu menghasilkan air murni yang aman dikonsumsi dan sesuai standar kesehatan.

Suara.com - Air minum yang aman dan berkualitas masih menjadi persoalan mendasar bagi banyak masyarakat. Di tengah meningkatnya kesadaran akan hidup sehat, tidak semua sumber air layak dikonsumsi secara langsung.

Air sungai, sumur, hingga air olahan berpotensi mengandung bakteri, logam berat, maupun zat kimia berbahaya yang tidak kasatmata. Ironisnya, risiko ini kerap luput dari perhatian karena air terlihat jernih dan tidak berbau, meski kualitasnya belum tentu memenuhi standar kesehatan.

Persoalan ini menjadi krusial karena air memiliki peran vital bagi tubuh manusia. Asupan air yang tidak aman tidak hanya memicu dehidrasi, tetapi juga dapat mengganggu fungsi organ penting seperti ginjal dan sistem peredaran darah.

ilustrasi air minum yang sehat (freepik.com/pressfoto)

Dalam jangka panjang, konsumsi air yang terkontaminasi meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, mulai dari infeksi saluran kemih hingga penyakit kronis. Karena itu, air minum tidak cukup dinilai dari jumlahnya saja, melainkan juga dari proses dan kualitas pengolahannya.

Di tengah tantangan tersebut, teknologi pengolahan air menjadi faktor penting. Salah satu metode yang dinilai efektif untuk memastikan kemurnian air adalah proses distilasi. Kajian Ir. Adi Permadi, M.T, M.Farm, Ph.D, dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, menunjukkan bahwa distilasi mampu menghasilkan air murni dari berbagai sumber sebelum dikonsumsi.

Berdasarkan uji organoleptik, air hasil distilasi terbukti tidak berbau dan tidak berasa.

Dalam artikel jurnalnya berjudul The Effect of Distillation on Several Types of River Water on Clean Water and Drinking Water Quality Standards, Adi menjelaskan bahwa proses distilasi menghasilkan air yang memenuhi kriteria air bersih dan air minum sesuai PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017.

Teknologi ini mampu menghilangkan berbagai kontaminan sehingga air aman digunakan sebagai air minum.

Pentingnya air berkualitas juga ditegaskan oleh Dokter Penyakit Dalam RS Pondok Indah, dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD, Subsp. G.H.(K). Menurutnya, kecukupan cairan membantu kerja pembuluh darah sehingga aliran darah ke ginjal tetap optimal.

Baca Juga: Beda Air Mineral vs Demineral, Mana yang Lebih Bagus untuk Dikonsumsi?

Dehidrasi ringan dapat menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi, sementara dehidrasi berat berisiko menimbulkan kerusakan ginjal. Air juga membantu melarutkan antibiotik untuk infeksi saluran kemih, meningkatkan produksi urin, serta mencegah pembentukan batu ginjal.

Kesadaran akan pentingnya hidrasi mendorong perhatian lebih pada kualitas air minum sehari-hari. Menjawab kebutuhan tersebut, Amidis hadir sebagai air minum yang diproduksi melalui proses distilasi atau dimasak, sehingga air yang dihasilkan lebih murni dan bebas kontaminan.

Head of Marketing Amidis, Astrid Adelaide Siregar, menjelaskan bahwa air dipanaskan di atas suhu 110 derajat Celsius untuk menghasilkan uap air yang aman dikonsumsi. Amidis juga menyediakan galon sekali pakai berukuran 15 liter yang BPA Free, sehingga lebih higienis dan praktis.

Commercial Director PT Amidis Tirta Mulia, Susilo Gunadi, menegaskan komitmen perusahaan dalam menyediakan air minum berkualitas yang mudah diakses untuk mendukung kesehatan keluarga Indonesia sehari-hari.

Load More