Suara.com - Setiap anak hampir pasti memiliki kesamaan sifat dengan orangtuanya. Bukan sikap perilaku, tapi sifat fisik, seperti warna kulit, warna mata, bentuk wajah, rambut, hingga postur tubuh.
Selain itu juga sifat yang tak tampak atau tidak bisa diamati langsung, contohnya golongan darah.
Baik sifat tampak maupun sifat tak tampak diwariskan dari orangtua ke keturunannya. Proses penurunan atau pewarisan sifat itu disebut sebagai hereditas atau pewarisan sifat. Dikutip dari Ruang Guru, berikut berbagai proses pewarisan sifat yang terjadi pada manusia.
Konsep Pewarisan Sifat
Setiap manusia berasal dari zigot yang terbentuk ketika ada peleburan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan.
Di dalam sel telur dan sel sperma itu terdapat inti sel atau nukleus yang mengandung kromosom, berupa struktur seperti kumpulan benang-benang halus yang tersusun atas banyak gen. Gen sendiri merupakan substansi kimia yang berperan sebagai faktor pembawa sifat.
Karena itu, gen dan kromosom berperan penting untuk mengendalikan pewarisan sifat.
Karena sel telur dan sel sperma masing-masing membawa gen atau kromosom sendiri-sendiri, maka ketika sel telur dan sel sperma melebur, zigot yang terbentuk akan mengandung gabungan berbagai gen dan kromosom.
Oleh sebab itu sifat dari kedua orangtua bisa diwariskan ke anaknya.
Baca Juga: Studi CDC: Tingkat Vaksinasi Covid-19 Rendah Berisiko Bikin Rawat Inap Anak Naik
1. Kromosom
Kromosom merupakan struktur berbentuk seperti kumpulan benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
Sel tubuh manusia memiliki 23 pasang atau 46 buah kromosom. Dari 23 pasang atau 46 kromosom yang ada di sel tubuh, bisa dibedakan menjadi kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
Setiap sel di tubuh manusia juga akan memiliki kromosom yang berpasangan, disebut sebagai pasangan kromosom homolog, sehingga sel tubuh bersifat diploid (2n). Tapi, untuk sel kelamin atau gamet, kromosomnya tidak berpasangan, sehingga bersifat haploid (n).
Kromosom tubuh (autosom) berfungsi untuk mengontrol sifat-sifat tubuh suatu organisme, tapi tidak ikut menentukan jenis kelamin. Kromosom tubuh dilambangkan dengan simbol A yang berasal dari kata autosom. Jumlahnya ada 22 pasang atau 44 buah, sehingga sering dituliskan sebagai 22AA atau 44A.
Sedangkan kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis kelamin suatu organisme dan beberapa sifat tertentu. Gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis