Suara.com - Banyak perempuan sering mengeluhkan bahwa kulit di area vagina infeksi dan iritasi. Beberapa juga kerap mengatakan bahwa kulit itu mengelupas.
Jika kulit itu mengelupas sesekali, sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi jika sering lebih baik menemui dokter. Tapi kenapa itu benar-benar terjadi? DIlansir dari Healthshots, berikut ini sebabnya.
1. Infeksi ragi
Ini sangat umum, dan hampir semua orang pasti pernah menghadapi ini, setidaknya sekali dalam hidup mereka. Infeksi ini terjadi karena pertumbuhan berlebih dari jamur Candida. Seperti diketahui, candida adalah bagian dari flora vagina, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Masalah muncul ketika keseimbangannya terganggu, dan ada pertumbuhan berlebih. Beberapa tanda umum infeksi jamur vagina termasuk gatal, iritasi, rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seks, dan keluarnya cairan seperti keju cottage berwarna abu-abu keputihan.
2. Dermatitis kontak
Ini adalah ruam yang umumnya berkembang setelah area vagina bersentuhan dengan iritan atau alergen, termasuk sabun, wewangian, deterjen, pelumas, dan lateks. Beberapa tanda umum dermatitis kontak termasuk munculnya ruam merah, gatal, lecet, mengelupas dan bengkak.
3. Eksim
“Bisa juga karena kondisi peradangan kulit yang disebut dermatitis atopik. Dalam kebanyakan kasus, flare-up terjadi di lengan dan di belakang lutut, tetapi bisa juga terjadi di tempat lain. Beberapa gejala umum termasuk gatal, kekeringan, benjolan, pengelupasan, retakan dan kulit mengelupas,” kata Dr Sandhya Maheshwari, seorang ginekolog terkenal.
Baca Juga: Tuduh Berselingkuh, Seorang Suami di India Tega Jahit Kemaluan Istri
4. Vaginosis bakterial
Ini terjadi ketika jenis bakteri tertentu tumbuh berlebihan di vagina. Beberapa aktivitas bertanggung jawab untuk mengubah keseimbangan pH vagina - ini termasuk hubungan seksual, menggunakan sabun wangi, dan sering melakukan douching.
5. Lichen sclerosus
“Kondisi ini sebagian besar terlihat pada wanita yang telah mencapai usia menopause, dan terkadang pada gadis muda, yang baru saja mencapai pubertas. Ini umumnya terjadi dalam bentuk bercak putih di sekitar area genital, dan ditandai dengan gatal, ketidaknyamanan, dan robekan kulit, ”kata Dr Maheshwari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis