Suara.com - Baru-baru ini, Prilly Latuconsina membukan sesi tanya jawab yang membahas seputar kehidupan pribadinya. Seorang netizen pun meminta tips mengataksi overthinking.
Lantas Prilly Latuconsina mengaku pernah mengalami overthinking hingga tidak tidur 2 hari. Karena itu, ia pun tak bisa memberikan tips mengatasi overthinking pada netizen yang bertanya.
"Jangan nanya ke aku haha aku pernah nggak tidur 2 hari," jawab Prilly Latuconsina di Instagramnya.
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami overthinking. Menurut Psychology Today, ada dua hal yang menjadikan seseorang overthinking, yakni Terlalu memikirkan atau merenungkan dan kecemasan.
Kondisi ini bisa menekan batuk, karena monolog yang terus terngiang di dalam pikiran bisa mejadi sumber ketakutan. Dalam kondisi ini, seseorang akan lebih mudah mengalami stres sebagai dampak overthinking.
Tanpa disadari pula, overthinking juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Berikut ini dilansir dari Hellosehat, beberapa dampak overthinking pada kesehatan tubuh Anda.
1. Kreativitas menurun
Overthinking bisa menghambat pikiran Anda dalam mencuri solusi. Sebuah studi dari Standford mengenai overthinking melibatkan partisipan yang diminta menggambar ilustrasi. Beberapa partisipan kesulitan menggambarkan ilustrasi dan beberapa lainnya mudah melakukannya.
Mereka menemukan semakin partisipan memikirkan tugasnya, maka semakin sulit mereka menggambar ilustrasi. Sedangkan, partisipan yang tidak mengalami kesulitan menggambar ilustrasi itu juga tidak terlalu banyak berpikir.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Covid-19 Lebih Mudah Menular Lewat Udara
2. Kekebalan tubuh melemah
Overthinking menyebabkan peningkatan hormon kortisol yang merupakan respons alamiah tubuh. Kenaikan hormon ini bisa mempengaruhi respons daya tahan tubuh.
Karena itu, orang yang stres dan overthinking rentan mengalami flu dan batuk pilek. Bahkan, masa pemulihannya membutuhkan waktu lebih lama daripada normalnya.
3. Gangguan tidur
Overthinking juga bisa membuat seseorang kesulitan tidur. Kurang tidur karena overthinking biasanya ditandai dengan rasa cemas, lelah, sulit konsentrasi dan susah tidur.
Sebab, otak terus bekerja memikirkan masalah di malam hari. Akibatnya, kualitan tidur akan berkurang dan Anda merasa kelelahan di pagi harinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa