Suara.com - Pusat Pengandalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC merekomendasikan dosis ketiga atau vaksin booster untuk kelompok usia 65 tahun ke atas atau lansia, dan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Penyakit penyerta tersebut di antaranya kanker, diabetes, sakit jantung, hingga sakit ginjal kronis dan gangguan paru-paru.
Selain itu CDC juga menolak wacana vaksin booster untuk orang dewasa muda, termasuk tenaga kesehatan yang tinggal atau bekerja di lokasi berisiko tinggi tertular Covid-19.
Meski begitu, pedoman vaksin booster ini belum sepenuhnya disetujui karena masih harus disetujui dan ditandatangani oleh Direktur CDC, Rochelle Walensky.
Selain itu, rekomendasi juga sifatnya tidak bersifat keharusan atau mengikat, sehingga negara bagian tetap berhak mengabaikan atau menggunakan pendekatan lain untuk pemberian suntikan vaksin booster.
Di sisi lain, mengutip Channel News Asia, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM AS yakni FDA membuka kesempatan pemberian vaksin booster pada pekan ini untuk jutaan orang yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua dari suntikan Pfizer-BioNTech.
Rekomendasi CDC juga menyebutkan, orang yang mendapatkan vaksin booster Pfizer, memerlukan rentan waktu enam bulan usai penyuntikan vaksin dosis kedua.
Sementara itu update covid-19 global mencatat angka infeksi dunia menurut data Worldometers, Jumat (24/9/2021) sebanyak 231 juta orang terinfeksi Covid-19, dengan 4,7 juta orang meninggal dunia dan 208 juta orang berhasil dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Pemkot Cimahi Bakal Datangi Rumah Warganya yang Belum Vaksinasi COVID-19
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!