Suara.com - Rusia telah melaporkan rekor jumlah kematian harian akibat Covid-19. Rekor ini merupakan kelima kalinya dalam seminggu.
Gugus Covid-19 setempat mengatakan, angka kematian di Rusia telah tercatat sebesar 890 orang selama sehari terakhir, dengan melebihi 887 orang yang telah dilaporkan pada Jumat lalu.
Mengutip Medical Express, Gugus Covid-19 setempat juga mengatakan, jumlah infeksi baru pada hari terakhir juga mencapai yang tertinggi di tahun ini, yakni sebesar 25.769 ribu orang.
Di Kota Moskow, secara singkat mencoba meminta bukti vaksinasi atau tes PCR negatif selama musim panas. Mulai dari para pelanggan di dalam restoran hingga bar. Namun, program bukti ini dibatalkan akibat pemilik bisnis mengeluhkan pendapatan yang menurun.
Meski Rusia disebut telah menciptakan vaksin Covid-19 pertama di dunia, Sputnik V, hanya 32,5 persen penduduknya yang hanya mendapatkan satu dosis. Sebagian yang lain, hanya 28 persen yang dikatakan telah divaksinasi penuh.
Selain itu, tes antibodi virus Covid-19 yang populer di Rusia, beberapa pengamat menyarankan ini berkontribusi pada rendahnya jumlah vaksinasi.
Hal ini juga diungkap oleh Pakar Kesehatan Barat, yang menyebut bahwa tes antibodi tidak bisa diandalkan untuk mendiagnosis Covid-19, serta menilai tingkat kekebalannya.
Antibodi yang dilakukan lewat tes tersebut, dikatakan hanya berfungsi sebagai bukti adanya infeksi di masa lalu. Bahkan, para ilmuwan juga mengatakan, tes ini masih belum jelas apakah seseorang memiliki perlindungan virus atau tidak, dan berapa lama tingkat kekebalannya.
Sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah mengamati periode isoman (isolasi mandiri) yang sejak dilakukan pada pertengahan September lalu. Menurut laporan, isolasi mandiri dilakukan setelah puluhan orang di kota Kremlin Moskwa, dikatakan positif infeksi Covid-19.
Baca Juga: Benarkah Pil Molnupiravir Menurunkan Risiko Kematian akibat COVID-19? Ini kata Pakar
Secara keseluruhan, Rusia yang berpenduduk 146 juta orang itu, memiliki angka kematian tertinggi di Eropa akibat pandemi Covid-19, yakni hampir sebesar 210.000 ribu orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja