Suara.com - Aktor Korea Kim Seon Ho terus menjadi sorotan setelah ia mengakui bahwa dirinya memang pernah menjalin asmara dengan seorang perempuan berinisial A, yang tulisannya menghebohkan publik beberapa hari belakangan.
Dalam sebuah tulisan di media sosial, perempuan tersebut mengaku pernah berpacaran dengan seorang aktor berinisial K. Bukan cuma itu, ia juga mengatakan dirinya sempat melakukan aborsi atas permintaan kekasihnya tersebut.
Setelah bersedia melakukan aborsi, dengan iming-iming akan dinikahi, aktor yang disebut sedang berada di puncak popularitasnya saat ini malah memutuskan mengakhiri hubungan mereka.
Tentu saja hal ini membuat banyak penggemar bintang drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha itu merasa kecewa. Banyak pula yang merasa sedih dan bersimpati pada mantan pacar Kim Seon Ho, karena telah melalui hal sulit.
Terkait hal ini, banyak perempuan mengalami masalah kesehatan mental saat melakukan keputusan tersebut. Menurut American Pregnancy Association, aborsi dapat menyebabkan beberapa perasaan seperti tertekan, cemas, depresi, penyesalan, amarah, malu, kesendirian, hingga memiliki harga diri yang buruk.
Melakukan aborsi juga dapat memicu insomnia atau gangguan tidur lainnya, gangguan makan, hingga menimbulkan pikiran untuk bunuh diri. Inilah yang menyebabkan beberapa perempuan, termasuk mereka dipaksa untuk melakukan aborsi, mungkin lebih rentan mengalami komplikasi kesehatan mental.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penolakan aborsi dapat menyebabkan lebih banyak tekanan emosional daripada mereka yang bersedia untuk aborsi.
Dalam kasus Kim Seon Ho, perempuan A sempat mengaku jika dirinya sempat ragu melakukan aborsi. Terlebih, kata dokter, kondisi kesehatannya yang lemah, bisa membuatnya sulit untuk kembali memiliki keturunan lagi.
Ya, pastinya setiap orang menanggapi prosedur semacam itu secara berbeda, sehingga, apa pun yang terjadi, potensi emosi dan kondisi yang disebabkan oleh aborsi tidak boleh dianggap enteng.
Jika Anda merasa tertekan secara emosional atau mental tentang aborsi (baik sebelum atau sesudah prosedur), mempelajari cara mengatasinya sangat penting untuk melindungi kesehatan Anda. Berikut yang bisa kamu lakukan untik mengatasi hal tersebut.
Baca Juga: Kim Seon Ho Minta Maaf : Aku menyakitinya karena Ketidakmampuanku
1. Bicaralah dengan seseorang yang kamu percayai
Temukan teman, anggota keluarga, rekan kerja, atau siapa pun yang dapat membantumu dalam masalah ini. Terkadang, curhat pada teman tepercaya adalah semua yang Anda butuhkan.
2. Jangan mengisolasi diri sendiri
Meskipun kamu mungkin merasa ingim untuk menarik diri dari keluarga dan teman, cobalah untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang dapat menawarkan dukungan. Isolasi hanya dapat memperkuat perasaan secara negatif.
3. Dapatkan bantuan dari seorang profesional
Keputusan besar seperti ini terasa luar biasa dan membuat stres. Seorang profesional kesehatan mental dapat membantu membimbingmu melalui peristiwa kehidupan yang mendalam ini.
4. Jangan biarkan orang menekanmu
Seperti banyak situasi kehidupan, kamu mungkin merasakan tekanan dari teman, keluarga, atau pasangan. Ingatlah bahwa aborsi pada akhirnya adalah pilihanmu dan milik dirimu sendiri, karena kamulah yang akan bertanggung jawab untuk itu.
5. Evaluasi situasimu
Seringkali, seorang perempuan tidak menginginkan aborsi tetapi tahu bahwa menjaga dan membesarkan anak bukanlah pilihan terbaik, membuat mereka terdengar seperti tidak punya pilihan lain. Evaluasi skenariomu untuk mengidentifikasi solusi potensial, seperti adopsi.
6. Dapatkan perawatan terbaik
Jika memutuskan untuk melakukan aborsi, kamu berhak mendapatkan perawatan terbaik. Carilah fasilitas yang memahamimu dan situasimu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat