Suara.com - Sel punca atau stem cell kini dinilai sebagai investasi kesehatan yang diklaim mampu memberikan manfaat kesehatan dan harapan bagi si bayi maupun keluarga lainnya di masa depan.
Presiden The World Council for Preventive, Regenerative and Anti-aging Medicine (WOCPM), Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD menjelaskan berbagai kegunaan sel punca yang berasal dari tali pusat jaringan.
Menurutnya, berbagai jurnal ilmiah maupun riset kedokteran yang terus berkembang, melaporkan sel punca sangat bermanfaat untuk beberapa penyakit seperti diabetes, cerebral palsy, autis, dan penyakit auto imun.
Bukan cuma itu, kelainan orthopedis seperti osteoarthritis pada lutut dan tulang belakang dan osteoporosis juga bisa menggunakan sel punca. Hingga trauma luka bakar, multiple sclerosis, lupus, COPD, dementia, alzheimer, parkinson, kanker, bahkan vitalitas pria dan wanita.
"Dalam dunia kedokteran, anti aging stem cell juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup, awet muda, sehat optimal dan mencegah penyakit degeneratif," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima pada Selasa (26/10/2021).
Hal inilah yang membuat Prof. Deby terus mengembangkan Celltech Stem Cell Centre Laboratory & Banking (CSC) yang ia dirikan beberapa tahun lalu. Salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama dengan Rumah sakit Bhayangkara Tk. 1 R. Said Soekanto (RS POLRI).
Kerjasama tersebut memfokuskan pada riset dan penelitian sel punca dan penyimpanan ari-ari agar nantinya dapat diproses menjadi sel punca di laboratorium yang dimiliki CSC.
"Kerjasama ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) antara RS POLRI daN CSC dalam hal rujukan pengambilan sampel dan pengaplikasian stem cell yang sudah sesuai dengan Permenkes 32 tahun 2018 bahwa terapi stem C
cell dapat dijalankan bukan hanya di RS tapi juga di klinik utama," jelas Prof. Deby lebih lanjut.
Dalam sambutannya Prof. Deby memuji Kepala Rumah Sakit Brigjen. Pol. dr. Asep Hendra Diana sebagai visioner untuk menjadikan RS POLRI semakin maju dalam pelayanan sel punca, riset dan penelitian.
Baca Juga: 5 Korban Kecelakaan TransJakarta Masih Dirawat di RS Polri, Begini Kondisinya
Ia berharap, kerjasama ini bisa membuat lebih banyak lahi masyarakat Indodesia yang wisata medis di dalam negeri dengan bersedia untuk menyimpan ari-ari bayi mereka yang dapat diproses menjadi sel punca, sehingga bermanfaat untuk kesehatan di masa depan.
Terlebih, hanya ada dua pusat sel punca di Asia yang menggunakan Teknologi Quantum Kedokteran dimana sel lunca di proses secara closed system yang mengurangi human error dan resiko kontaminasi.
Semua prosesnya pun sangat terukur, dengan kualitas mau kuantitas morfologi, biomarker, jumlah stem cell yang dihasilkan serta waktu produksi yang cukup singkat dibanding dengan sistem lama konvensional yang dinamakan open system.
Salah satunya adalah CSC yang berada di Indonesia. Hal tersebut nantinya juga menyelamatkan devisa negara serta mendukung himbauan Presiden untuk mencintai produk dalam negeri.
Berita Terkait
-
Prabowo Naikkan Pangkat Semua Polisi Korban Rusuh! Ini Alasannya
-
Polri Pastikan Tak Ada Polisi Meninggal Dunia di Kericuhan Jakarta, 31 Orang Luka-luka!
-
BPOM Gerebek Praktik Stem Cell Ilegal Berkedok Dokter Hewan, Pelaku Dosen Universitas di Jogja
-
Terobosan Medis! Stem Cell dan Secretome Pulihkan Ginjal Akut?
-
Ditemukan di Kebayoran Lama, RS Polri Sampaikan Kondisi Bocah MK Usai Jalani Operasi Lengan Kanan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif